Liputan6.com, Jakarta - TikTok, platform media sosial (medsos) milik ByteDance mengakui terus memperluas basis kreator konten mereka di berbagai negara, khususnya di Asia Tenggara dan Indonesia.
Hal ini diungkap langsung oleh Angga Anugrah Putra, General Manager Content Operations, Southeast Asia, TikTok, saat dijumpai dalam acara TikTok SEA Growth Summit 2025 di Jakarta, Rabu (30/7/2025).
"Kreator itu lahir setiap hari, di mana awalnya hanya sebatas user biasa tadinya hanya nonton, tiba-tiba mulai bikin konten," ucap Angga. Proses konversi ini terjadi secara alami, seiring banyaknya pengguna akhirnya beralih menjadi kreator TikTok.
Berkaca dari semakin tinggi dan pesatnya pertumbuhan ini, platform berbagi video pendek asal China ini menjalankan tiga strategi utama:
1. Ada Tim Lokal untuk Tangkap Tren Daerah
Angga menegaskan, insight lokal dalam proses perekrutan dan pembinaan kreator sangat penting. "Kami punya tim lokal di setiap market. Jadi ada local insight sangat penting untuk menangkap tren,” jelasnya.
Karenanya, perusahaan bisa langsung merespons tren dengan cepat dan tepat sasaran di setiap negara, termasuk Indonesia.
2. Fitur Pendukung Kreator di TikTok
Selain itu, perusahaan juga semakin memperkuat sistem pendukung dengan menyediakan berbagai fitur seperti Creator Studio. Mengandalkan fitur ini, kreator diharapkan bisa memakai analitik untuk mengetahui performa konten buatan, fitur live, dan monetisasi.
"Fitur seperti subscription dan live masuknya ke sana juga," katanya. Bagi kreator di dunia hiburan, tersedia juga Entertainment Hub di TikTok yang dapat digunakan untuk mendukung kolaborasi konten eksklusif.
3. Program Akselerasi dan Edukasi
TikTok juga rutin menggelar program pelatihan seperti Growth Summit. Lewat program ini, kreator dan publisher bisa mendapatkan akses data, edukasi konten, hingga kolaborasi.
“Kami berfokus pada data dan kesempatan agar kreator bisa survive di TikTok,” tambah Angga.
Strategi ini dirancang tidak hanya untuk menumbuhkan kreator baru, tapi juga memastikan mereka berkembang secara berkelanjutan di tengah ketatnya persaingan konten digital.