Atase Perdagangan RI Bangkok, Rafika Arfani, mengatakan Paviliun Indonesia menarik perhatian para buyer internasional, terutama untuk produk gaya hidup (lifestyle) unggulan seperti fesyen, kosmetik, dan dekorasi rumah.
“Indonesia memamerkan beragam produk unggulan dengan potensi ekspor tinggi, mulai dari fesyen muslim kontemporer, batik, kosmetik inovatif, kopi specialty, makanan ringan premium, hingga perhiasan dan kerajinan tangan. Keberagaman produk ini menunjukkan bahwa Indonesia siap memimpin evolusi industri halal yang tidak lagi terbatas pada makanan dan minuman,” kata Rafika melalui keterangan tertulis, Rabu (30/7).
Rafika menilai keikutsertaan Indonesia di pameran ini menjadi bentuk diplomasi ekonomi untuk menampilkan kemajuan industri halal.
“Tingginya antusiasme calon mitra usaha Thailand dan respons positif dari pengunjung pameran memberikan sinyal dan gambaran wajah industri halal Indonesia yang modern, kreatif, dan berdaya saing tinggi,” ujar Rafika.
Paviliun Indonesia dibuka Duta Besar RI untuk Kerajaan Thailand Rachmat Budiman. Menurutnya, keikutsertaan dalam Mega Halal Bangkok 2025 merupakan langkah yang tepat untuk semakin mempromosikan produk halal Indonesia. Terlebih, potensi sektor halal Indonesia yang luar biasa mempunyai irisan sangat luas dengan sektor gaya hidup serta makanan dan minuman.
“Keikutsertaan dalam Mega Halal Bangkok 2025 adalah langkah konkret dalam mendukung usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Indonesia untuk go international dan memperluas jaringan bisnisnya. Respons positif yang kami terima membuktikan bahwa kualitas dan kreativitas produk Indonesia diakui di panggung dunia,” ujar Rachmat.
Selama pameran, para pelaku usaha Indonesia seperti Damakara di sektor fesyen dan PT Multi Indo Citra (Kalia), di sektor kosmetik mendapatkan apresiasi sangat tinggi para pengunjung. Minat kerja sama yang kuat datang dari berbagai penjuru dunia, termasuk Thailand, Malaysia, Taiwan, Arab Saudi, India, Tiongkok, Jepang, dan Kuwait. Keberhasilan ini turut didukung kegiatan business matching dan forum diskusi yang efektif menjembatani produsen Indonesia dengan distributor serta pembeli potensial.
New Product Development Manager Kaila, Felicia Indriani, menyampaikan keikutsertaan pada pameran ini memberi para pelaku usaha kesempatan untuk bisa mendapatkan gambaran potensi produk kosmetik di pasar Thailand.
“Respons publik Bangkok atas produk lipstick dan lip balm kami sangat baik. Kami mendapatkan cukup banyak penawaran dari beberapa calon mitra distributor di Bangkok yang harus segera ditindaklanjuti setelah pameran usai,” tutur Felicia.
Perdagangan Indonesia-Thailand
Total nilai perdagangan Indonesia-Thailand periode Januari-Mei 2025 mencapai USD 7,86 miliar. Ekspor Indonesia ke Thailand tercatat USD 4,00 miliar dan impor dari Thailand USD 3,85 miliar. Indonesia surplus USD 147,10 juta terhadap Thailand.
Sementara itu pada 2024, total perdagangan Indonesia dengan Thailand mencatatkan nilai USD 17,44 miliar. Ekspor Indonesia ke Thailand tercatat USD 7,70 miliar dan impor dari Thailand USD 9,73 miliar.
Ekspor utama Indonesia ke Thailand, antara lain, minyak petroleum dan minyak yang diperoleh dari mineral mengandung bitumen; batu bara, briket, ovoid dan bahan bakar padat dari batu bara; gas petroleum dan gas hidrokarb...