“Pertumbuhan kredit kami perkirakan akan meningkat 11 persen hingga 13 persen pada tahun 2025 dan 2026,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Pertemuan Tahunan BI 2024, Jumat (29/11).
Target pertumbuhan kredit tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2024 yang diperkirakan berada pada level 10 persen hingga 12 persen.
Perry mengatakan stabilitas sistem keuangan juga terjaga. Hal ini tercermin dari hasil stress test yang menunjukan ketahanan sistem keuangan RI tetap baik dari dampak gejolak global.
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengakui kondisi pasar saat ini cukup kompetitif, terutama dalam menarik dana murah atau Current Account and Savings Account (CASA).
"Agak berat ya, karena memang suku bunga cukup kompetitif. Semua juga lagi mengejar CASA, jadi persaingan sih cukup berat di situ. Tapi ya kredit masih ada kesempatan meningkat lah saya pikir," kata Jahja.
Dalam strategi ekspansi kredit ke depan, Jahja mengungkapkan BCA akan terus memperkuat segmen konsumer, sementara peluang di segmen korporasi akan difokuskan pada proyek hilirisasi jika situasi memungkinkan.
"Konsumer pasti terus ya, korporasi proyek hilirisasi cuma tahun ini udah banyak sekali, jadi kita juga nggak tahu tahun depan masih ada kesempatan nggak di hilirisasi ya. Kalau memungkinkan sih kita tetap mau di proyek yang hilirisasi itu," jelas Jahja.
Meski demikian, ia juga mencatat adanya tantangan di sektor lain yang menunjukkan permintaan melemah. "Masih banyak kesempatan, soalnya di sektor lain kelihatannya agak melemah ya punya ini permintaan," tambahnya.
BI mencatat pertumbuhan kredit pada Oktober 2024 tetap kuat, mencapai 10,92 persen yoy. Dari sisi penawaran, kuatnya pertumbuhan kredit didukung oleh terjaganya minat penyaluran kredit, berlanjutnya realokasi alat likuid ke kredit oleh perbankan dan pertumbuhan DPK, serta positifnya dampak KLM Bank Indonesia.
Dari sisi permintaan, pertumbuhan kredit didukung oleh kinerja usaha korporasi yang terjaga sejalan dengan prakiraan pertumbuhan ekonomi yang tetap baik. Secara sektoral, pertumbuhan kredit pada mayoritas sektor ekonomi terjaga kuat, terutama pada sektor Jasa Dunia Usaha, Perdagangan, dan Industri.
Berdasarkan kelompok penggunaan, pertumbuhan kredit modal kerja, kredit investasi, dan kredit konsumsi, masing-masing sebesar 9,25 persen yoy, 13,63 persen yoy, dan 11,01 persen yoy di Oktober 2024.