Bos Pengusaha Kaji Efek Produk Impor AS Bebas TKDN, Sebut Losers

1 day ago 3
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Jakarta, CNBC Indonesia - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mulai menyuarakan kekhawatirannya atas dampak penghapusan - relaksasi kewajiban Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), terutama setelah kesepakatan dagang Indonesia-Amerika Serikat (AS) diteken.

Ketua Umum Apindo Shinta W Kamdani mengungkapkan, sejumlah sektor dalam negeri bisa terdampak negatif akibat kebijakan ini.

"Memang ada beberapa kekhawatiran dari beberapa industri. Saya sudah katakan, tidak mungkin semua itu diuntungkan. Pasti ada juga industri yang losers. Cuma yang losers ini apa? Apakah ada industri tertentu yang memang akan terpengaruh secara negatif kalau memang (TKDN) ini dibuka, dan bagaimana kita bisa bantu supaya imbasnya tidak terlalu dalam?" kata Shinta dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (29/7/2025).

Perjanjian dagang atau Agreement on Reciprocal Trade (ART) antara Indonesia dan AS menjadi titik awal munculnya kekhawatiran tersebut. Salah satu poin kesepakatan menyebut sejumlah produk asal AS, seperti alat kesehatan, perangkat teknologi informasi dan komunikasi (TIK), serta data center, akan dibebaskan dari syarat TKDN untuk bisa masuk ke pasar Indonesia.

Kondisi ini dinilai berpotensi menguntungkan pihak AS, terutama karena mayoritas produk mereka sudah dikenakan tarif masuk yang rendah. Namun demikian, dampaknya terhadap pelaku industri dalam negeri masih perlu dikaji lebih lanjut.

"Produk Amerika yang masuk ke Indonesia itu hampir 90% sudah dapat tarif 0-5%. Jadi kalau dikasih tarif 0% itu sebenarnya tidak beda-beda jauh. Tapi ini yang perlu dikaji, apakah ada sektor dalam negeri yang bakal terdampak serius? Ini yang sedang kami pelajari bersama," ungkapnya.

Shinta menegaskan, Apindo bukan menolak konsep TKDN. Justru, ujarnya, asosiasi mendukung implementasi TKDN secara bertahap dan berbasis insentif. Ia menyarankan agar pemerintah tetap menjaga keseimbangan agar kebijakan tersebut tidak membebani pelaku usaha, terutama yang masih bergantung pada impor.

"Apindo merasa memang nomor satu kita perlu keseimbangan. Kalau segi local content itu jelas dibutuhkan, tapi apakah industrinya sudah siap? Karena industrinya beda-beda, ada yang sudah siap, ada yang belum. Makanya pemerintah perlu roadmap untuk TKDN, agar tidak menyulitkan pengusaha, apalagi yang hubungannya dengan impor," terang dia.

Menurutnya, pendekatan berbasis insentif akan lebih efektif mendorong partisipasi pelaku usaha dibandingkan pendekatan sanksi. Perusahaan yang berhasil memenuhi TKDN tinggi semestinya diberikan penghargaan, bukan justru dikenai beban tambahan.

Di sisi lain, Shinta menilai kekhawatiran atas diberlakukannya pelonggaran TKDN akan menyebabkan gelombang PHK, itu terlalu berlebihan. Ia menekankan, hubungan antara kebijakan TKDN dan PHK tidak bersifat langsung, karena dampak lebih besar justru datang dari daya saing nasional dan kemudahan berinvestasi.

"Menurut saya itu tidak langsung berhubungan antara TKDN dengan PHK. Karena kenyataannya, kita juga ada aturan-aturan main untuk mendorong investasi produksi di Indonesia, selama kita bisa menyiapkan enabler environment yang baik," ucap Shinta.

Shinta menambahkan, tantangan utama pelaku usaha saat ini adalah biaya berusaha di Indonesia yang masih tinggi serta regulasi yang kerap tumpang tindih. Ia mendorong pemerintah agar mempercepat proses deregulasi agar iklim bisnis semakin kondusif.

"Konsep deregulasi ini yang harus menjadi titik utama. Saat ini kita masih dianggap melakukan bisnis di Indonesia itu masih sulit. Perizinan dan regulasi tumpang tindih antara pusat dan daerah, ini juga masih menjadi fenomena klasik yang justru menghambat investasi," pungkasnya.


(dce)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Airlangga Ungkap 4 Poin Penting Misi Tim Negosiasi Tarif AS

Read Entire Article