
MANADO - Saat ini masyarakat di Sulawesi Utara (Sulut) tengah mengeluhkan kenaikan harga beras yang terjadi selang beberapa pekan terakhir. Tak hanya itu, beras lokal yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat, disebut langka dan susah untuk ditemukan di pasaran.
Pemerintah bersama dengan Bulog kemudian membuat Gerakan Pangan Murah dengan mengadakan sejumlah operasi pasar murah di beberapa titik, dengan komoditas utama yang dijual adalah beras SPHP dengan harga Rp 58 ribu per kemasan lima kilogram.
Hal ini sendiri menjadi pertanyaan, mengingat selama ini Sulut dikenal sebagai daerah penghasil beras. Bahkan, wilayah Bolaang Mongondow Raya dianggap sebagai lumbung beras. Namun, saat ini di wilayah tersebut juga alami kenaikan harga.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan jika pada tahun 2024 luas panen padi mencapai 59,12 ribu hektare dengan produksi padi sebanyak 273,13 ribu ton Gabah Kering Giling (GKG). Dari 273,13 ribu ton GKG itu, jika dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi, maka produksi beras pada 2024 mencapai 153,48 ribu ton.
Produksi padi pada 2024 mengalami peningkatan sebanyak 34,94 ribu ton atau 14,67 persen dibandingkan produksi padi di 2023 yang sebanyak 238,19 ribu ton GKG.
Ini berbanding lurus dengan hasil beras untuk konsumsi pangan penduduk yang mengalami peningkatan sebanyak 19,63 ribu ton atau 14,67 persen dibandingkan produksi beras di 2023 yang sebanyak 133,85 ribu ton.
Walaupun ada peningkatan, namun ada beberapa daerah yang alami penurunan produksi padi di tahun 2024. Daerah-daerah itu adalah Minahasa Tenggara, Minahasa Utara, dan Minahasa.
Di sisi lain, terdapat beberapa kabupaten/kota potensi penghasil padi yang mengalami kenaikan produksi padi, misalnya Kepulauan Sangihe, Bitung, dan Bolaang Mongondow Utara.
Adapun tiga kabupaten/kota dengan total produksi padi (GKG) tertinggi pada 2024 adalah Bolaang Mongondow, Minahasa, dan Bolaang Mongondow Utara. Sementara, tiga kabupaten/kota dengan produksi padi terendah yaitu Kepulauan Talaud, Kepulauan Sangihe, dan Manado. Sementara itu, Kepulauan Siau Tagulandang Biaro tidak memproduksi padi.