
KEPALA Pusat Makroekonomi dan Keuangan Institute for Development of Economics and Finance (Indef) M Rizal Taufikurahman menyebut postur RAPBN 2026 secara umum merefleksikan optimisme yang terukur. Proyeksi pertumbuhan ekonomi 5,4 %, inflasi 2,5 %, dan nilai tukar rupiah di kisaran Rp16.500 per dolar AS.
"Target pendapatan negara sebesar Rp 3.147,7 triliun dan belanja Rp 3.786,5 triliun menghasilkan defisit 2,48 % terhadap PDB, yang menunjukkan arah konsolidasi fiskal dibanding tahun sebelumnya," katanya dalam keterangan yang diterima, Jumat (15/8).
"Fokus kebijakan diarahkan pada peningkatan penerimaan, efisiensi belanja, dan inovasi pembiayaan, meskipun penurunan signifikan alokasi transfer ke daerah memerlukan mitigasi agar tidak menekan kapasitas fiskal dan pelayanan publik di wilayah dengan PAD terbatas," tambahnya.
Sementara itu, kata Rizal, aspirasi Presiden untuk mencapai defisit 0% pada 2027–2028 merupakan sasaran ambisius yang memerlukan reformasi struktural pengelolaan fiskal. Hal itu mencakup optimalisasi penerimaan pajak dan PNBP, rasionalisasi belanja non-produktif, serta pemanfaatan pembiayaan alternatif secara akuntabel.
"Secara teknokratis, kebijakan ini hanya dapat dicapai tanpa mengorbankan belanja produktif dan pemerataan fiskal apabila disertai disiplin fiskal jangka panjang, tata kelola yang transparan, dan koordinasi yang erat antara pemerintah pusat dan daerah," pungkasnya. (H-3)