Amalia Nur Fadillah Rahmad
Teknologi | 2024-11-30 08:53:15
Di era modern seperti sekarang, uang digital menjadi solusi praktis bagi banyak orang, termasuk mahasiswa perantauan. Hal ini karena uang digital memudahkan kita untuk melakukan transaksi kapan saja dan di mana saja. Cukup dengan menggunakan ponsel, mereka sudah bisa bertransaksi tanpa perlu membawa uang tunai. Bagi sebagian orang, khususnya Gen Z, uang tunai dianggap tidak efisien karena sering kali memerlukan kembalian, rentan sobek dan basah, serta memiliki risiko tinggi terhadap kehilangan atau pencurian.
Para mahasiswa perantauan biasanya bergantung pada kiriman uang dari orang tua. Dalam banyak kasus, kiriman ini berupa uang digital yang langsung masuk ke rekening bank mereka. Hal ini menyebabkan uang tunai semakin jarang dimiliki. Selain itu, kemudahan penggunaan uang digital sering kali membuat mahasiswa malas untuk menarik dan menyisihkan uang dalam bentuk tunai.
Namun, pasti ada kalanya uang tunai tetap menjadi kebutuhan penting, misalnya untuk membeli makanan di warung tradisional, membeli bensin motor, atau memenuhi kebutuhan mendesak lainnya yang belum mendukung pembayaran digital. Kondisi ini tentu saja memunculkan beberapa kendala, seperti ketergantungan pada teknologi yang bisa menimbulkan kepanikan ketika terjadi gangguan jaringan atau aplikasi error.
Selain itu, kesulitan dalam pembayaran tunai juga dapat menimbulkan hambatan sosial bagi mahasiswa. Contohnya, ketika mereka terpaksa meminjam uang kepada teman untuk keperluan kecil. Hal ini bisa mempengaruhi hubungan sosial mereka, terutama jika peminjam lupa untuk membayar kembali. Di samping itu, pengeluaran yang tiba-tiba membengkak tanpa disadari juga bisa terjadi karena transaksi digital yang terasa tidak nyata.
Dengan menyisihkan sebagian uang digital menjadi uang tunai setiap kali menerima kiriman, beradaptasi dengan kebutuhan tempat tinggal, dan mengelola keuangan secara bijak, mahasiswa dapat mengatasi kendala-kendala ini tanpa mengorbankan kenyamanan mereka. Pada akhirnya, keseimbangan antara uang digital dan tunai adalah kunci untuk menghadapi tantangan sehari-hari di perantauan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.