Liputan6.com, Jakarta Kolesterol tinggi, khususnya kolesterol jahat (LDL), telah lama dikaitkan dengan berbagai masalah kardiovaskular seperti serangan jantung dan stroke. Kebanyakan orang hanya mengandalkan obat atau diet ketat untuk menurunkannya, tanpa tahu ada alternatif alami yang lebih mudah diterapkan. Salah satu metode yang mulai mendapat perhatian adalah yoga.
Yoga bukan hanya bentuk olahraga ringan, tetapi juga praktik yang menggabungkan pernapasan, postur, dan ketenangan mental. Studi terbaru menunjukkan bahwa yoga terbukti menurunkan kadar kolesterol LDL sekaligus meningkatkan kolesterol baik (HDL) secara bertahap. Efek ini bahkan bisa didapatkan tanpa harus melakukan aktivitas fisik berat yang menguras tenaga.
Artikel ini membahas secara lengkap bagaimana yoga bekerja dalam menurunkan kolesterol, gerakan-gerakan yang dianjurkan, manfaat tambahan lainnya bagi tubuh, penyebab kolesterol muncul, hingga kapan waktu yang tepat untuk memeriksakan diri ke dokter. Simak informasinya, dirangkum Liputan6, Senin (2/7).
Fakta Tentang Yoga untuk Menurunkan Kolesterol Jahat
Merujuk laman resmi Cleveland Clinic, di sana disebutkan bahwa olahraga teratur terbukti menurunkan kadar LDL dan trigliserida secara signifikan. Yoga menjadi alternatif efektif karena mampu mengurangi stres, meningkatkan aliran darah, serta merangsang sistem metabolisme tubuh. Dengan berkurangnya stres, hormon kortisol menurun, yang berdampak langsung pada pengendalian kadar kolesterol.
Menurut Healthline, yoga juga membantu memperbaiki fungsi hati, organ yang berperan penting dalam mengatur kadar kolesterol dalam tubuh. Melalui pernapasan dalam dan posisi tubuh tertentu, yoga memperkuat sistem endokrin dan kardiovaskular. Dalam praktik jangka panjang, efek positif ini bisa menyamai hasil dari program diet rendah lemak.
Data menunjukkan bahwa yoga tak hanya menurunkan LDL, tetapi juga meningkatkan HDL (kolesterol baik). Kolesterol baik ini bertugas mengangkut kelebihan kolesterol jahat dari pembuluh darah ke hati untuk dibuang. Kombinasi pengurangan stres, peningkatan fleksibilitas, dan metabolisme yang stabil menjadikan yoga solusi ideal dalam pengelolaan kolesterol.
“Kelambatan yoga bisa jadi tidak terlalu menakutkan dibandingkan dengan latihan lainnya, terutama jika Anda belum pernah berolahraga secara teratur sebelumnya,” kata ahli kardiovaskular wanita, Dr. Leslie Cho MD.
Gerakan Yoga yang Direkomendasikan untuk Menurunkan Kolesterol
Terdapat beberapa pose yoga yang secara khusus bermanfaat dalam menstabilkan kadar kolesterol. Salah satunya adalah Sarvangasana (Shoulder Stand), yang meningkatkan sirkulasi darah dan membantu fungsi tiroid. Pose ini juga memicu detoksifikasi alami tubuh yang penting bagi pengendalian kolesterol.
Halasana (Plow Pose) adalah gerakan lanjutan yang menyempurnakan manfaat dari shoulder stand. Dengan meregangkan otot punggung dan merangsang sistem saraf pusat, pose ini meningkatkan efisiensi sistem endokrin. Ketika dilakukan rutin, hasilnya adalah metabolisme lemak yang lebih optimal dan penurunan LDL.
Selain itu, Matsyasana (Fish Pose) memperkuat jantung dan mengurangi tekanan darah. Praktik ini membantu relaksasi otot dada dan memperlancar sirkulasi darah ke jantung. Manfaat kumulatif dari gerakan-gerakan ini terbukti efektif secara klinis dalam menstabilkan kadar kolesterol pada penderita hiperlipidemia ringan hingga sedang.
“Selalu konsultasikan dengan dokter Anda sebelum memulai program olahraga, terutama jika kolesterol tinggi Anda meningkatkan risiko penyakit jantung atau stroke,” tambahnya.
Manfaat Tambahan Yoga Terhadap Kesehatan Tubuh
Yoga tak hanya bekerja pada sistem kardiovaskular, tetapi juga memperkuat sistem imun dan pencernaan. Pose seperti Twist Asana mampu merangsang gerakan usus dan membantu pengeluaran kolesterol dari tubuh secara alami. Gerakan ini sangat bermanfaat bagi penderita kolesterol tinggi yang juga mengalami gangguan pencernaan.
Dari segi kesehatan mental, yoga menurunkan tingkat kecemasan dan depresi yang sering kali menjadi pemicu makan berlebih dan konsumsi lemak jenuh. Dengan kontrol mental yang lebih baik, seseorang cenderung lebih disiplin menjalani pola makan sehat yang berperan penting dalam manajemen kolesterol.
Manfaat lainnya termasuk peningkatan kualitas tidur, pengurangan nyeri sendi, dan kontrol tekanan darah. Semua hal ini berkontribusi langsung terhadap kesehatan jantung secara keseluruhan, menjadikan yoga bukan hanya sebagai metode pelengkap, tapi juga bagian penting dari strategi jangka panjang untuk hidup sehat bebas kolesterol.
Penyebab Kolesterol Muncul di Dalam Tubuh
Kolesterol jahat muncul terutama akibat gaya hidup tidak sehat. Konsumsi makanan tinggi lemak jenuh, seperti gorengan, makanan cepat saji, dan produk olahan susu menjadi penyebab utama. Selain itu, kurang aktivitas fisik membuat lemak lebih mudah menumpuk di arteri dan meningkatkan risiko penyakit jantung.
Faktor kedua adalah stres kronis. Hormon stres seperti kortisol dan adrenalin dapat memicu pelepasan glukosa dan lemak ke dalam darah. Dalam jangka panjang, ini menyebabkan ketidakseimbangan lipid dalam tubuh, memperparah kondisi kolesterol jahat yang sudah tinggi.
Faktor ketiga yang tak kalah penting adalah kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol. Zat berbahaya dalam rokok dan minuman keras merusak lapisan pembuluh darah, membuat kolesterol lebih mudah menempel. Inilah mengapa gaya hidup sehat dan praktik seperti yoga menjadi penting sebagai pencegahan primer.
Kapan Harus Memeriksakan Diri ke Dokter
Meskipun yoga bisa sangat membantu, tidak semua orang meresponsnya dengan hasil yang sama. Jika kadar kolesterol tetap tinggi setelah 3 bulan praktik yoga dan diet sehat, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter. Pemeriksaan darah menyeluruh dapat mendeteksi masalah metabolisme lain yang mungkin tersembunyi.
Tanda-tanda seperti nyeri dada, mudah lelah, atau gangguan penglihatan bisa menjadi gejala awal dari komplikasi kolesterol tinggi. Dalam kasus seperti ini, pendekatan medis konvensional seperti obat statin bisa jadi dibutuhkan, bersamaan dengan praktik yoga sebagai terapi pelengkap.
Dokter juga bisa membantu merancang program pengelolaan kolesterol yang sesuai dengan kondisi tubuh. Pemeriksaan rutin minimal setiap enam bulan penting untuk memantau efektivitas program dan mencegah komplikasi lebih lanjut. Yoga tetap penting, namun harus dibarengi pendekatan medis yang proporsional.
Pertanyaan dan Jawaban Seputar Yoga & Kolesterol
1. Apakah yoga benar-benar bisa menurunka...