Liputan6.com, Jakarta Laporan terbaru Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) menunjukkan bahwa Stratus menjadi varian COVID-19 yang paling dominan di negara kita. Ada lima hal tentang Stratus yang perlu diketahui.
Pertama, harus disadari bahwa COVID-19 masih ada bersama kita. Dengan itu, maka kita harus menerima kenyataan bahwa dari waktu ke waktu akan ada saja laporan varian atau subvarian baru dari SARS-COV-2, baru-baru ini ada Nimbus dan sekarang ada Stratus.
Kedua, Stratus nama resminya adalah XFG. Dan, World Health Organization sudah memasukkan varian ini ke dalam variant under monitoring (VOM) sejak 25 Juni.2025. Kita tahu Nimbus ( NB.1.8.1) juga VOM sejak 23 Mei.
Ketiga, XFG atau Stratus (dan juga Nimbus) adalah subvarian dari Omicron. Saat ini di dunia memang Nimbus yang dominan di dunia, tetapi Stratus juga makin banyak dan bukan tidak mungkin akan jadi paling banyak di dunia juga. Karena itu tidaklah heran kalau sekarang ada laporan bahwa Stratus jadi yang dominan di Indonesia.
Keempat, Stratus/XFG merupakan rekombinasi dari LF.7 dan LP.8.1.2. XFG juga punya empat mutasi. Secara keseluruhan hal ini dapat berdampak pada kemungkinan peningkatan kasus serta kemungkinan melemahnya proteksi, walau sejauh ini vaksin COVID-19 yang sekarang masih dapat digunakan, khususnya untuk yang simtomatik dan kasus yang berat.
Kelima, tentang gejala maka secara umum maka kita tidak mungkin membedakan varian dan subvarian semata-mata dari gejalanya saja.
Memang sejauh ini data menunjukkan bahwa salah satu gejala Stratus adalah suara parau, atau bahasa Inggrisnya hoarseness, scratchy, raspy voice.
**Penulis adalah Direktur Pascasarjana Universitas YARSI / Adjunct Professor Griffith University