Formalin adalah larutan berair dari formaldehida (CAS 50‑00‑0), zat pengawet kuat yang dahulu banyak digunakan dalam berbagai produk, termasuk kosmetik dan peralatan kayu. Formaldehida diklasifikasikan sebagai karsinogen kelompok 1 oleh International Agency for Research on Cancer (IARC) dan memiliki potensi tinggi sebagai iritan kulit serta gangguan sistem pernapasan.
Menurut tinjauan oleh Royal Society of Chemistry, anak lebih rentan terkena dampak formaldehida karena sistem pertahanan tubuh dan mekanisme detoksifikasi mereka belum berkembang sepenuhnya. Paparan selama periode perkembangan dapat menyebabkan kerusakan struktural permanen pada jaringan tubuh seperti kulit. Berikut pembagian efek buruk formalin dalam mainan kosmetik anak terhadap kulit yang wajib diketahui:
1. Menyebabkan Iritasi Kulit Akut
Formalin dikenal sebagai zat yang sangat reaktif terhadap jaringan kulit manusia, terutama pada kulit yang belum matang seperti milik anak-anak. Paparan langsung terhadap formalin atau formaldehida dapat memicu reaksi kulit berupa kemerahan, gatal, perih, hingga melepuh. Menurut Agency for Toxic Substances and Disease Registry (ATSDR), formaldehida bersifat korosif ringan dan bisa menyebabkan luka bakar atau iritasi bila terkena jaringan lunak, termasuk kulit bayi dan anak yang jauh lebih tipis dibanding orang dewasa.
Anak-anak sangat rentan karena mereka sering menyentuh wajah atau bagian tubuh lainnya tanpa sadar setelah menggunakan mainan kosmetik yang tercemar. Produk seperti lipstik mainan atau eyeshadow beraroma menarik dapat memancing penggunaan berulang, memperpanjang durasi paparan zat berbahaya. L. Zhang dan I. Rana dalam studinya yang diterbitkan oleh Royal Society of Chemistry mengenai toksisitas formalin pada anak menemukan bahwa iritasi dapat berkembang menjadi dermatitis serius jika paparan berlanjut tanpa pengobatan.
2. Memicu Dermatitis Alergi Kontak
Selain iritasi akut, formaldehida juga merupakan alergen kuat yang sering memicu reaksi alergi kulit berupa dermatitis kontak alergi. Reaksi ini dapat terjadi meskipun paparan dalam jumlah kecil dan berulang. American Contact Dermatitis Society menyebut formaldehida sebagai salah satu penyebab alergi kulit paling umum di dunia, bahkan masuk dalam daftar “top allergens” pada uji tempel kulit (patch test) tahunan.
Dalam konteks anak-anak, reaksi alergi bisa berlangsung lebih lama dan lebih parah. Menurut Formaldehyde Fact Sheet dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), sistem imun anak belum sepenuhnya berkembang sehingga reaksi hipersensitivitas terhadap formaldehida lebih sulit dikendalikan. Akibatnya, ruam, rasa gatal, dan bercak merah bisa muncul bahkan setelah kontak singkat, terlebih jika mainan kosmetik tidak dicuci atau dibersihkan setelah digunakan.
3. Paparan Karsinogenik Jangka Panjang
Formaldehida termasuk dalam klasifikasi Group 1 carcinogen oleh International Agency for Research on Cancer (IARC), yang berarti terbukti dapat menyebabkan kanker pada manusia. Meskipun risikonya lebih besar pada paparan jangka panjang dan melalui inhalasi, kontak berulang pada kulit anak tetap menimbulkan kekhawatiran. Menurut IARC Monographs Volume 88, penggunaan formaldehida dalam produk konsumen harus diawasi ketat, terlebih pada produk yang digunakan oleh kelompok rentan seperti anak-anak.
Kontak berulang meski dalam dosis kecil tetap dapat berkontribusi pada penumpukan paparan zat kimia dalam tubuh anak. Jika kosmetik mainan digunakan secara rutin—misalnya setiap akhir pekan atau saat bermain—efek kumulatif ini berpotensi meningkatkan risiko mutasi sel atau gangguan sistemik di kemudian hari. Oleh karena itu, organisasi seperti Environmental Working Group (EWG) secara tegas menganjurkan agar orang tua memeriksa kandungan bahan kimia berbahaya dalam produk anak dan menghindari formaldehida serta turunannya.
4. Bersifat Tersembunyi dan Sulit Terdeteksi di Label Produk
Salah satu bahaya besar dari formalin dalam mainan kosmetik adalah sifatnya yang tersembunyi. Banyak produk tidak mencantumkan “formaldehida” secara langsung, melainkan dalam bentuk formaldehyde-releasers seperti DMDM hydantoin, quaternium-15, atau imidazolidinyl urea. Menurut Campaign for Safe Cosmetics, bahan-bahan ini secara perlahan melepaskan formaldehida ke dalam produk selama digunakan, sehingga tetap menimbulkan risiko meski namanya tak tampak di label.
Kondisi ini membuat orang tua kesulitan mengidentifikasi produk berbahaya hanya dari membaca label. Anak-anak yang memainkan kosmetik mainan secara berulang tanpa pengawasan bisa terpapar dalam waktu lama. Oleh karena itu, BPOM dan berbagai organisasi kesehatan menyarankan agar masyarakat menggunakan aplikasi cek produk resmi seperti BPOM Mobile untuk memverifikasi keabsahan dan keamanan produk sebelum digunakan pada anak.