Jakarta (ANTARA) - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menegaskan bahwa pasar modal Indonesia berperan penting dalam menopang stabilitas ekonomi.
Sebagai catatan, sepanjang semester I tahun ini, ekonomi tetap tumbuh sebesar 5,12 persen year on year (yoy). Mahendra mengatakan, capaian ini mencerminkan kokohnya fondasi ekonomi nasional.
“Meskipun pada kuartal II tahun ini maupun di awal tahun ini mengalami tekanan berat, namun kita bisa melihat bahwa pasar modal Indonesia tetap mampu menunjukkan resiliensi dan kapasitas adaptasi yang baik,” katanya dalam acara HUT ke-48 Pasar Modal Indonesia di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin.
Lebih lanjut, dia menyampaikan bahwa ini menjadi bukti bahwa infrastruktur pasar modal semakin tangguh dalam menghadapi gejolak eksternal dan komitmen bersama untuk menjaga stabilitas dan kepastian sekalipun dengan kondisi eksternal yang tidak semakin mudah.
Baca juga: BI: Modal asing masuk bersih Rp9,24 triliun pada pekan pertama Agustus
Hingga Jumat (8/8), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di posisi 7.533,39 atau menguat 6,41 persen year to date (ytd) dengan kapitalisasi pasar menguat menjadi Rp13.555 triliun.
Pada Senin pagi, IHSG dibuka menguat 62,16 poin atau 0,83 persen ke posisi 7.595,55.
Sementara itu, pasar surat utang juga menunjukkan pertumbuhan positif dengan Indonesia Composite Bond Index (ICBI) ditutup di level 421,81 atau mencatatkan kenaikan 7,42 persen.
Aktivitas penghimpunan dana dari pasar modal telah mencapai Rp144,78 triliun dengan 16 emiten baru dan masih terdapat 13 perusahaan dalam pipeline penawaran umum dengan nilai indikatif Rp16,65 triliun.
Baca juga: BEI ungkap 7 perusahaan antre gelar IPO di pasar modal RI
Selanjutnya, reputasi tata kelola emiten Indonesia mendapat pengakuan internasional.
Dalam gelaran ASEAN Corporate Governance Conference and Awards 2025 di Malaysia pada Juli, Indonesia mencatat kenaikan skor rata-rata nasional untuk ASEAN Corporate Governance Scorecard (ACGS) sebesar sembilan persen yang merupakan kenaikan tertinggi di kawasan ASEAN.
Sebanyak empat emiten Indonesia berhasil masuk dalam Top 50 ASEAN, termasuk dua emiten perbankan yang menempati posisi 10 besar terbaik.
Selain itu, jumlah perusahaan Indonesia yang masuk dalam kategori ASEAN Asset Class juga meningkat signifikan dari sembilan menjadi 23 perusahaan.
Baca juga: OJK nilai net sell asing bagian dari rotasi portofolio global
Mahendra pun menyampaikan, capaian itu mencerminkan hasil nyata dari berbagai inisiatif pembinaan dan pengawasan yang secara persisten dilakukan oleh OJK yang terus mendorong tata kelola perusahaan yang transparan, akuntabel dan berkelanjutan sekaligus memperkuat posisi pasar modal Indonesia di tingkat internasional.
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.