REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia di Istana Kepresidenan Yogyakarta atau Gedung Agung, Ahad (17/8/2025), berlangsung meriah. Tak hanya warga lokal, sejumlah wisatawan mancanegara pun ikut hadir dan merasakan langsung semaraknya suasana kemerdekaan Indonesia.
Salah satunya adalah Sandyr, wisatawan asal Belanda, yang datang bersama keluarganya. Ia mengaku sangat terkesan bisa menyaksikan perayaan kemerdekaan Indonesia dari dekat. "Saya pikir untuk masyarakat Belanda hari ini penting sekali. Dan tentu bagi masyarakat Indonesia juga penting karena ini adalah peringatan kemerdekaan," kata Sandyr saat dijumpai Republika di kawasan Malioboro, Yogyakarta, Ahad.
Sandyr mengatakan ini adalah kunjungan pertamanya ke Yogyakarta. Meski hanya melihat dari luar Gedung Agung, ia menyebut momen perayaan ini menjadi kesempatan baginya untuk lebih memahami sejarah Indonesia serta berinteraksi langsung dengan masyarakat.
Ia juga mengaku sangat menikmati suasana dan pertunjukan yang disajikan di panggung kesenian. Ada berbagai pertunjukan yang disajikan mulai dari musik angklung, musik orkestra hingga drumband. Kehadirannya di perayaan ini menjadi pengalaman pertama yang menurutnya begitu menarik dan bermakna.
"Saya pikir ini menarik sekali untuk merasakan secara langsung kemerdekaan Indonesia disini, termasuk penampilan-penampilan di panggung kesenian," ungkapnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Victoria, wisatawan asal Jerman yang datang ke Yogyakarta. Meski awalnya hanya mengikuti ajakan temannya, ia tak bisa menyembunyikan rasa kagumnya terhadap perayaan kemerdekaan Indonesia, termasuk penampilan seni budaya di panggung kesenian yang sukses menghibur wisatawan pasca-acara serimonial pengibaran bendera Merah Putih berlangsung.
"Teman kami mengajak kami kesini untuk melihat perayaan kemerdekaan Indonesia sekaligus berlibur. Sangat mengesankan. Kami menyukainya apalagi ini berbeda dengan perayaan kemerdekaan yang ada di Jerman," ucapnya.
Victoria menilai sajian musik dan budaya yang dibalut dalam suasana kemerdekaan ini sangat berkesan apalagi ada pertunjukkan teatrikal drumband yang mengangkat kisah "Rahwana dan Shinta".
Pertunjukkan teatrikal drumband dari Tim Gita Swara SD Negeri Rejodadi, Kasihan, Bantul ini memang menjadi salah satu yang mencuri perhatian pasalnya kisah legendaris "Hanoman Obong" dalam komposisi cerita Rahwana dan Shinta ini dibawakan dengan memadukan musik dinamis dan koreografi yang memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia kepada dunia.
"Tentu saja sangat menyenangkan ada disini. Apalagi ada orkestra yang membawakan banyak lagu, dan pertunjukkan budaya," kata Victoria.
Dijumpai terpisah, Kepala SD Negeri Rejodadi, Siti Sarofah menyampaikan rasa syukurnya karena diberikan kepercayaan untuk membawa timnya tampil pada momen HUT RI di Istana Kepresidenan Yogyakarta. Kesempatan tampil ini sebagai kehormatan besar bagi sekolahnya.
Dalam penampilannya, mereka mengemas cerita Ramayana dalam bentuk drumband modern, yang memberikan pengalaman visual dan musikal yang unik bagi para penonton, termasuk turis mancanegara yang tengah berlibur di Yogyakarta.
"Kami sangat bangga dan terharu mendapatkan kesempatan emas ini. Penampilan 'Hanoman Obong’ di Gedung Agung pada tanggal 17 Agustus adalah persembahan kami untuk bangsa dan negara. Kami ingin menunjukkan bahwa seni drumband dapat menjadi media yang kuat untuk menceritakan warisan budaya bangsa," ungkapnya.