Liputan6.com, Jakarta Robin van Persie dikenal sebagai salah satu penyerang terbaik Eropa di abad ke-21. Bersama Arsenal dan Manchester United, ia menorehkan 144 gol dalam 280 pertandingan Premier League—rekor yang membuktikan kualitas dan insting golnya.
Namun, di balik prestasi itu, Van Persie menyimpan satu penyesalan kecil yang terus terngiang dalam benaknya. Ia pernah bermimpi membela Barcelona, klub yang sejak dulu ia kagumi, tetapi sayangnya kesempatan itu tak pernah datang.
Dalam sebuah wawancara, Van Persie akhirnya mengungkap cerita tentang mimpinya yang tak kesampaian itu. Sebuah kisah yang menyentuh sisi emosional dari perjalanan karier seorang legenda.
Barcelona dalam Angan, Bukan Kenyataan
Van Persie mengakui bahwa bermain untuk Barcelona adalah mimpi masa kecil yang selalu ia harapkan terwujud. “Saya selalu ingin bermain untuk Barcelona, dan saya selalu berharap itu bisa jadi kenyataan, karena itu benar-benar impian saya,” ucapnya, dikutip oleh jurnalis Ayim Derrick.
Momen harapan itu hampi menjadi kenyataan ketika Barcelona sempat menunjukkan minat kepada dirinya. Hanya saja, ketertarikan itu datang di waktu yang kurang tepat bagi Van Persie.
Ketika Harapan Tinggal Harapan
Setelah meninggalkan Manchester United, Van Persie bergabung dengan Fenerbahce pada musim panas 2015. Enam bulan setelah pindah ke Turki, ia mendengar kabar bahwa Barcelona menunjukkan ketertarikan padanya.
“Saya ingat Barcelona sempat menunjukkan ketertarikan enam bulan setelah saya pindah ke Fenerbahce dan saya berharap kesepakatan itu terjadi,” kata Van Persie. Sayangnya, harapan itu pupus sebelum sempat berkembang.
Kabar Buruk dari Sang Agen
Van Persie mengungkap bahwa ia sempat menantikan telepon konfirmasi dari sang agen mengenai transfer impiannya. Namun, kabar yang datang justru mengecewakan.
“Akan luar biasa jika kepindahan itu terjadi, tapi agen saya menelepon dan berkata, ‘Itu tidak akan terjadi’,” ujarnya dengan nada getir. Pada akhirnya, Van Persie tetap di Fenerbahce hingga 2018.
Penutup Karier dan Awal Baru
Setelah tiga musim di Fenerbahce dan tampil dalam 87 pertandingan, Van Persie memutuskan pulang ke Feyenoord. Ia pensiun setahun kemudian dan menutup kariernya di klub masa kecil yang juga membesarkan namanya.
Kini, Van Persie menapaki jalan baru sebagai pelatih tim utama Feyenoord. Namun, mimpi memperkuat Barcelona yang tak pernah kesampaian akan selalu menjadi sebuah penyesalan kecil dalam benaknya.
Sumber: Barca Universal