Serikat pekerja Prancis ultimatum PM Lecornu, ancam aksi mogok baru

13 hours ago 3
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Istanbul (ANTARA) - Serikat pekerja Prancis pada Jumat mengeluarkan ultimatum dan mengancam Perdana Menteri baru Sebastian Lecornu dengan aksi mogok baru sehari setelah unjuk rasa massal menentang proposal anggaran yang kontroversial.

"Keputusan sekarang ada di tangan Perdana Menteri, Jika dia tidak menanggapi tuntutan para pekerja paling lambat 24 September, serikat pekerja akan bertemu untuk segera memutuskan hari pemogokan dan demonstrasi berikutnya," demikian pernyataan bersama yang dikeluarkan oleh serikat pekerja CGT.

Menyambut "keberhasilan" aksi protes pada 18 September, serikat pekerja menggarisbawahi bahwa hal itu "tidak cukup."

Mereka menuntut penarikan penuh seluruh proyek anggaran, keadilan fiskal, sumber daya anggaran yang memadai untuk layanan publik, perlindungan sosial tingkat tinggi, dan penghentian rencana untuk menaikkan usia pensiun sah menjadi 64 tahun.

Serikat itu juga menuntut persyaratan sosial dan lingkungan untuk bantuan publik sebesar €211 miliar (sekitar Rp4.111, 8 triliun) bagi perusahaan swasta, di samping investasi dalam transisi ekologi yang adil, reindustrialisasi Prancis, dan langkah-langkah untuk mencegah PHK.

"Keberhasilan aksi protes 18 September menempatkan para pekerja pada posisi yang kuat. Serikat pekerja telah sepakat untuk bertemu secara berkala guna mengambil semua inisiatif yang diperlukan untuk menekan dunia kerja dalam pembahasan anggaran dan pada akhirnya mencapai keadilan sosial," tambah pernyataan tersebut.

Serikat pekerja mengklaim lebih dari 1 juta orang berpartisipasi dalam protes nasional pada Kamis, sementara Kementerian Dalam Negeri memperkirakan jumlahnya sekitar 500.000 orang.

Pihak berwenang melaporkan 309 orang ditangkap, termasuk 134 orang yang ditahan, sementara 26 anggota pasukan keamanan terluka.

Diorganisir oleh serikat pekerja besar Prancis, aksi protes tersebut dilakukan sebagai respons terhadap proposal anggaran kontroversial yang diajukan oleh mantan Perdana Menteri Francois Bayrou.

Aksi 18 September ini menyusul unjuk rasa berslogan "Block Everything" pekan lalu, yang menarik hampir 197.000 orang di seluruh negeri untuk ikut serta.

Prancis menghadapi ketegangan politik yang semakin meningkat setelah Bayrou kehilangan mosi kepercayaan di Majelis Nasional pada 8 September.

Bayrou, yang mengungkapkan kerangka anggaran untuk tahun 2026 pada Juli, berupaya mendapatkan dukungan untuk rencana penghematan hampir €44 miliar (sekitar Rp848,9 trilyun) sebagai bagian dari upaya untuk mengurangi utang publik Prancis yang melonjak, yang kini mencapai 113 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Presiden Prancis Emmanuel Macron telah menunjuk Menteri Angkatan Bersenjata, Sebastien Lecornu, sebagai perdana menteri baru. Ia diberi mandat untuk menggelar konsultasi dengan partai-partai politik sebelum membentuk kabinetnya.

Prancis merupakan salah satu negara Uni Eropa dengan defisit anggaran terbesar, yakni sebesar 5,8 persen dari PDB.

Negosiasi anggaran telah menjadi sumber ketegangan utama dalam politik Prancis.

Kegagalan mencapai kesepakatan atas anggaran 2025 tahun lalu juga menyebabkan runtuhnya pemerintahan Michel Barnier pada bulan Desember, setelah partai-partai kiri dan kanan ekstrem bersatu mendukung mosi tidak percaya.

Sumber: Anadolu

Baca juga: Protes Nasional Prancis: 1 juta orang berunjuk rasa, 309 ditangkap

Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article