Stres, terutama stres kronis, dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh. Tubuh merespons stres dengan melepaskan hormon seperti kortisol dan adrenalin. Hormon-hormon ini, meskipun bermanfaat dalam kondisi tertentu untuk respons "lawan atau lari" (fight-or-flight), jika kadarnya tetap tinggi karena stres berkepanjangan, dapat merugikan.
Stres kronis melemahkan sistem imun, membuat tubuh rentan terhadap infeksi dan memperburuk kesehatan. Saat seseorang mengalami stres, tubuh melepaskan hormon seperti kortisol dan adrenalin sebagai bagian dari respons tersebut. Namun, ketika kortisol diproduksi secara berlebihan akibat stres kronis, fungsi regulasi sistem imun terganggu.
a. Peran Kortisol:
Kortisol adalah hormon stres yang memiliki efek anti-inflamasi dalam jangka pendek. Namun, ketika kortisol diproduksi secara berlebihan akibat stres kronis, fungsi regulasi sistem imun terganggu. Kadar kortisol yang tinggi secara terus-menerus dapat menekan produksi sel imun seperti limfosit dan sel T, sehingga tubuh menjadi lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit.
Seperti yang diungkapkan oleh Zymuno, "Kortisol, meskipun bermanfaat dalam kondisi tertentu, dapat menekan fungsi sel-sel imun yang krusial dalam melawan infeksi." Ini menunjukkan bahwa stres berkepanjangan dapat memiliki dampak jangka panjang pada kesehatan tubuh.
b. Aktivasi Aksis HPA:
Stres memicu aktivasi aksis hipotalamus-pituitari-adrenal (HPA) yang melepaskan hormon corticotropin-releasing hormone (CRH). Pelepasan CRH memicu sekresi adrenocorticotropin hormone (ACTH) dari kelenjar pituitari, yang kemudian mencapai kelenjar adrenal dan memicu sekresi hormon stres utama, yaitu glukokortikoid (kortisol pada manusia) dan katekolamin (adrenalin dan noradrenalin). Aktivasi HPA aksis yang berkepanjangan dapat memberikan risiko pada kesehatan organisme.
Menurut Jurnal Skala Husada, "Ketika situasi tertentu diinterpretasikan sebagai keadaan stres, hal ini akan memicu aktivasi hypothalamic-pituitary-adrenal (HPA) axis melepaskan hormon corticotropin-releasing hormone (CRH)." Ini menunjukkan bahwa respons tubuh terhadap stres dapat memiliki dampak yang luas terhadap kesehatan.