Liputan6.com, Jakarta Mata adalah jendela jiwa, namun lebih dari itu, mata juga dapat menjadi cerminan kondisi kesehatan tubuh secara keseluruhan. Bagian putih mata, yang dikenal sebagai sklera, serta bagian iris, dapat menunjukkan berbagai tanda-tanda penyakit yang mungkin tidak disadari. Perubahan warna pada area-area ini seringkali menjadi petunjuk awal adanya masalah kesehatan yang mendasari.
Para ahli kesehatan menegaskan bahwa mengenali perubahan warna pada bola mata adalah langkah awal yang krusial dalam deteksi dini penyakit. Dari warna kuning hingga kemerahan, atau bahkan kebiruan dan keabu-abuan, setiap nuansa memiliki potensi untuk mengindikasikan kondisi medis tertentu.
Memahami arti di balik perubahan warna ini dapat membantu seseorang untuk segera mencari penanganan medis yang tepat. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk lebih peka terhadap perubahan yang terjadi pada bola mata mereka.
Mata Kuning: Indikasi Gangguan Organ Vital
Perubahan warna putih mata menjadi kuning, atau sklera ikterik, adalah salah satu tanda paling umum adanya penumpukan bilirubin dalam darah. Bilirubin merupakan pigmen kuning yang dihasilkan dari proses pemecahan sel darah merah.
Mengutip dari Alodokter, mata kuning umumnya menjadi tanda permasalahan pada kantung empedu, hati, pankreas, serta proses pemecahan sel-sel darah merah. Kondisi ini seringkali menjadi indikator penyakit kuning (jaundice), yang disebabkan oleh penumpukan bilirubin berlebihan.
Pada orang dewasa, penyakit kuning dapat menandakan gangguan serius seperti hepatitis, sirosis hati, atau bahkan kanker pankreas. Sirosis hati, misalnya, adalah kondisi rusaknya organ hati akibat terbentuknya jaringan parut, yang memengaruhi fungsi hati dalam menguraikan sel darah merah dan menyebabkan mata kuning.
Selain gangguan hati, masalah pada saluran empedu dan pankreas juga dapat memicu mata kuning. Jika saluran pankreas terinfeksi atau tersumbat, empedu tidak dapat mengalir dengan baik, sehingga bilirubin menumpuk dan menyebabkan gejala mata kuning. Kelainan darah seperti anemia hemolitik atau anemia sel sabit, serta infeksi seperti malaria dan leptospirosis, juga dapat menjadi penyebab mata kuning.
Mata Merah: dari Iritasi hingga Kondisi Serius
Mata merah adalah kondisi umum yang disebabkan oleh pembengkakan atau melebarnya pembuluh darah di sklera. Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari iritasi ringan hingga kondisi medis yang lebih serius. Mata merah terjadi karena masuknya debu atau partikel asing ke dalam mata, infeksi, alergi, cedera, paparan sinar matahari, atau kondisi mata kering.
Salah satu penyebab paling umum adalah konjungtivitis, yaitu peradangan pada selaput tipis antara kelopak mata dan sklera. Konjungtivitis menyebabkan mata merah, gatal, dan berair. Selain itu, kondisi mata kering yang kurang pelumasan memadai juga dapat menyebabkan kemerahan pada mata.
Lebih serius lagi, mata merah bisa menjadi tanda glaukoma, peningkatan tekanan bola mata yang dapat merusak saraf optik. Glaukoma dapat menyebabkan mata merah yang disertai sakit kepala, pusing, serta mual dan muntah.
Kondisi lain seperti uveitis, keratitis, pterygium (pertumbuhan selaput pada bagian putih bola mata), dan skleritis (peradangan serius pada sklera) juga dapat bermanifestasi sebagai mata merah.
Mata Biru: Penipisan Sklera dan Kelainan Genetik
Sklera yang berwarna kebiruan atau abu-abu kebiruan bukanlah kondisi normal dan dapat mengindikasikan masalah kesehatan yang mendasar. Kondisi ini seringkali disebabkan oleh penipisan sklera, yang membuat pembuluh darah di bawahnya (koroid) terlihat, sehingga mata tampak kebiruan. Menurut Apollo Hospitals, penipisan sklera bisa terjadi karena berbagai faktor, termasuk kekurangan kolagen.
Beberapa kelainan genetik juga sangat terkait dengan sklera biru. Osteogenesis Imperfecta (penyakit tulang rapuh), misalnya, adalah kelainan genetik yang menyebabkan tulang mudah patah karena cacat produksi kolagen.
Dalam kondisi ini, kekurangan kolagen yang kuat menyebabkan sklera tipis, yang memberikan mata tampilan biru. Sindrom Marfan dan Sindrom Ehlers-Danlos, keduanya kelainan jaringan ikat, juga dapat menyebabkan sklera menipis dan tampak kebiruan.
Selain itu, anemia defisiensi besi, yaitu kekurangan zat besi, dapat menyebabkan sklera tampak kebiruan atau keabu-abuan. Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti antibiotik minosiklin, juga dapat mengubah warna sklera menjadi biru keabu-abuan. Peradangan pada sklera (skleritis) juga bisa menimbulkan semburat biru atau ungu pada mata.