
PRESIDEN Ukraina Volodymyr Zelensky tiba di Washington, DC pada Minggu (17/8) untuk menghadiri pembicaraan mengenai upaya mengakhiri perang Rusia-Ukraina bersama Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan sejumlah pemimpin Eropa.
"Kita semua memiliki keinginan kuat untuk mengakhiri perang ini dengan cepat dan andal," tulis Zelensky melalui platform media sosial X dikutip dari Anadolu, Senin (18/8).
Dia menegaskan bahwa perdamaian harus bersifat permanen. "Tidak seperti beberapa tahun lalu, ketika Ukraina dipaksa menyerahkan Krimea dan sebagian wilayah Timur kami (Donbas) dan Preside Putin hanya menggunakannya sebagai batu loncatan untuk serangan baru," sebutnya.
Zelensky juga menyoroti kelemahan jaminan keamanan yang diberikan kepada Ukraina pada 1994. Menurutnya, jaminan tersebut gagal, karena Krimea tidak seharusnya dilepaskan, sama seperti Ukraina tidak menyerahkan Kyiv, Odessa atau Kharkiv setelah tahun 2022.
"Rakyat Ukraina berjuang untuk tanah air mereka, untuk kemerdekaan mereka. Kini, tentara kami meraih keberhasilan di wilayah Donetsk dan Sumy," sebutnya.
Zelensky menyampaikan keyakinan bahwa pasukan Ukraina akan terus membela negara dan menjamin keamanan secara efektif.
"Rakyat kami akan selalu berterima kasih kepada Presiden Trump, semua orang di Amerika dan setiap mitra serta sekutu atas dukungan dan bantuan mereka yang tak ternilai," ujarnya.
Dia juga menegaskan posisi Ukraina dalam konflik tersebut. "Rusia harus mengakhiri perang ini, yang telah dimulainya sendiri. Saya berharap kekuatan bersama kita dengan Amerika, dengan teman-teman Eropa kita, akan mendorong Rusia menuju perdamaian sejati," tambahnya.
Sebelumnya, Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengadakan pertemuan tertutup selama tiga jam di Anchorage, Alaska, pada Jumat. Putin menyebut bahwa kedua pihak telah mencapai kesepahaman.
Trump kemudian menyampaikan kepada Fox News bahwa sebagian besar poin penting telah disepakati, meski masih ada beberapa isu kecil yang perlu dibahas lebih lanjut. (Fer/I-1)