Liputan6.com, Jakarta - Dunia pemrograman dibuat takjub oleh hasil dari ajang kompetisi AtCoder World Tour Finals 2025 di Tokyo pekan lalu.
Untuk pertama kalinya, kecerdasan buatan (AI) ikut serta sebagai peserta resmi dalam lomba coding tingkat dunia dan sukses mencuri perhatian.
Mengutip Digital Trends, Jumat (25/7/2025), dalam pertandingan eksibisi bertajuk “Humans vs AI” yang diadakan di divisi heuristik, OpenAI menurunkan model AI canggih bernama OpenAIAHC.
Teknologi ini dipertemukan dengan 12 programmers terbaik dari seluruh dunia dalam tantangan optimasi selama 10 jam nonstop.
Kehadiran AI dalam kompetisi ini dianggap sebagai tonggak sejarah, mengingat AI bukan hanya menjadi alat bantu, tapi kini ikut bersaing di arena yang selama ini didominasi manusia.
Dengan hasil akhir yang nyaris mengungguli juara pertama, AI menunjukkan potensi besar dalam menyelesaikan persoalan teknis tingkat tinggi, hampir mengalahkan programmer asal Polandia yaitu Przemysław Dębiak .
Partisipasi ini juga menjadi bukti bahwa peran AI dalam dunia pemrograman akan semakin besar di masa depan, baik sebagai pendamping maupun pesaing.
AI Nyaris Unggul, Tapi Manusia Masih di Puncak
Model OpenAIAHC tampil mengejutkan, menempati posisi kedua setelah kalah tipis dari Przemysław Dębiak, programmer asal Polandia yang juga mantan pegawai OpenAI.
Dębiak memenangkan kompetisi dengan keunggulan margin sekitar 9 persen.
Walau tak berhasil menjadi juara, performa AI ini tetap mencuri perhatian karena mampu mengalahkan seluruh peserta manusia lainnya.
Ini menjadi bukti bahwa AI sudah cukup matang untuk bersaing dalam tantangan kreatif dan kompleks, sesuatu yang selama ini dianggap sebagai keunggulan manusia.
10 Jam Tanpa Henti, AI Tampil Konsisten
Kompetisi ini menguji ketahanan dan konsentrasi peserta selama 10 jam penuh.
Dębiak, yang bertanding dengan nama “Psyho”, mengaku kelelahan luar biasa dan menyebut dirinya “hampir mati” usai sesi maraton tersebut.
Berbeda dengan manusia, AI tak mengenal rasa lelah. Model milik OpenAI terus bekerja tanpa jeda, menjaga performa secara konsisten sepanjang lomba.
Hal ini menunjukkan keunggulan teknis AI dalam menyelesaikan tugas-tugas jangka panjang yang menuntut fokus tinggi tanpa gangguan fisik atau mental.
Kehadiran AI Jadi Pemicu Semangat Baru
Alih-alih merasa terancam, Dębiak mengaku kehadiran AI justru memotivasi dirinya untuk tampil maksimal. Ia terus memantau skor AI selama pertandingan dan berusaha menjaga posisinya tetap di atas.
“Tanpa kehadiran AI, skor saya pasti akan jauh lebih rendah,” ujar Dębiak seperti dikutip dari Business Insider. Menurutnya, AI menjadi pemicu semangat sekaligus pemacu strategi selama kompetisi berlangsung.
Situasi ini menunjukkan bahwa AI bukan hanya menjadi kompetitor, tetapi juga bisa mendorong manusia untuk meningkatkan performa. Persaingan semacam ini membuka peluang kolaborasi maupun rivalitas sehat di masa depan.
AI Makin Kompeten dalam Dunia Pemrograman
Performa AI dalam lomba ini menandai pencapaian penting: dari sekadar menjalankan perintah, kini AI mampu menyelesaikan soal-soal terbuka yang menuntut kreativitas dan strategi.
Ini bukan hanya soal efisiensi, tapi kecerdasan adaptif dalam menyelesaikan permasalahan kompleks.
Model seperti OpenAIAHC mulai menunjukkan bahwa AI tak lagi terbatas pada coding standar.
Dengan kemampuan memahami konteks dan menerapkan logika tingkat lanjut, AI kini berada di batas antara alat bantu dan pemikir independen di bidang teknis.
Tahun Depan Bisa Jadi Milik AI?
Pengamat menilai bahwa lomba ini menjadi titik balik dalam hubungan manusia dan AI di bidang teknologi.
Banyak yang memprediksi bahwa dalam waktu dekat, AI bisa saja mendominasi podium utama jika perkembangan algoritmanya terus meningkat.
AI memiliki keunggulan dari sisi kecepatan, ketahanan, serta kapasitas belajar dari data dalam waktu singkat. Namun, untuk saat ini, manusia masih unggul dalam kreativitas dan intuisi.
Kemenangan Dębiak menjadi bukti bahwa meski AI terus berkembang, kemampuan manusia belum tergantikan sepenuhnya.
Namun dunia kini menunggu, apakah tahun depan giliran AI yang akan naik ke posisi teratas?