Liputan6.com, Jakarta - OpenAI resmi mengonfirmasi kesepakatan strategis bernilai fantastis dengan Oracle bernilai USD 30 miliar atau sekitar Rp 490 triliun per tahun untuk layanan pusat data berskala raksasa.
Kesepakatan ini menjadi salah satu kontrak infrastruktur cloud terbesar pernah tercatat dalam industri teknologi.
Mengutip TechCrunch, Minggu (27/7/2025), CEO OpenAI Sam Altman menyampaikan pihaknya memang telah menjalin kerja sama strategis dengan Oracle, meskipun rincian nilai kontraknya tidak disebut secara eksplisit dalam pengumuman resmi.
Sebelumnya, dalam laporan keuangan disampaikan ke SEC pada 30 Juni lalu, Oracle menyebut adanya kontrak cloud senilai USD 30 miliar per tahun, namun tidak mengungkap identitas mitra bisnisnya saat itu.
Kini, terungkap kesepakatan tersebut mencakup pengembangan infrastruktur pusat data dengan kapasitas mencapai 4,5 gigawatt, bagian dari proyek Stargate, kolaborasi ambisius antara OpenAI, Oracle, dan SoftBank.
Proyek ini diposisikan sebagai tulang punggung masa depan komputasi AI skala besar.
Nilai Kontrak Pecahkan Rekor dan Tantangan Infrastruktur
Nilai kontrak antara OpenAI dan Oracle mencapai USD 30 miliar per tahun ini mencetak rekor baru dalam dunia layanan cloud.
Angka tersebut melampaui total pendapatan Oracle dari bisnis cloud sepanjang fiskal 2025, yang tercatat hanya USD 24,5 miliar.
Dampak pengumuman ini pun langsung terasa: saham Oracle melonjak tajam, dan Larry Ellison sebagai pendiri sekaligus CTO Oracle pun resmi dinobatkan sebagai orang terkaya kedua di dunia versi Bloomberg.
OpenAI menjelaskan bahwa kapasitas 4,5 gigawatt yang dibiayai dalam proyek ini setara dengan dua bendungan Hoover, cukup untuk memasok listrik ke empat juta rumah.
Ini menjadikan proyek Stargate senilai USD 500 miliar sebagai salah satu inisiatif infrastruktur AI terbesar dalam sejarah.
Meski begitu, Oracle menghadapi tantangan besar karena harus membangun Stargate I, pusat data skala masif di Abilene, Texas yang menuntut investasi tinggi dan konsumsi energi luar biasa besar.
Dalam dua tahun terakhir saja, Oracle telah menggelontorkan lebih dari USD 46 miliar untuk belanja modal infrastruktur.
Kolaborasi Strategis dan Dampak Sosial-Ekonomi
Proyek Stargate secara resmi dijalankan oleh Stargate LLC, sebuah perusahaan patungan yang dibentuk oleh OpenAI, Oracle, dan SoftBank.
Kolaborasi strategis ini menargetkan pembangunan infrastruktur pusat data berbasis AI dengan total kapasitas 10 gigawatt dalam empat tahun ke depan, hingga tahun 2029. Oracle menjadi pihak pertama yang merealisasikan kontribusinya melalui pembangunan awal kapasitas sebesar 4,5 GW.
Jika digabungkan dengan infrastruktur cloud yang sudah dimiliki, OpenAI kini mengelola kapasitas pusat data lebih dari 5 GW, angka yang luar biasa besar untuk skala kebutuhan AI saat ini.
Kemitraan ini juga disebut-sebut akan membuka lebih dari 100.000 lapangan pekerjaan baru, khususnya di sektor konstruksi dan operasional pusat data.
Sebagian proses pembangunan bahkan telah dimulai di Abilene, Texas, lokasi proyek Stargate I.
Menariknya, meskipun SoftBank merupakan bagian dari Stargate LLC, kontrak pembangunan 4,5 GW kali ini hanya diteken oleh OpenAI dan Oracle, tanpa keterlibatan langsung dari SoftBank dalam kesepakatan khusus tersebut.
Oracle Menantang AWS dan Azure di Puncak Persaingan Cloud AI
Kesepakatan bernilai jumbo antara OpenAI dan Oracle ini menandai titik balik besar dalam lanskap persaingan infrastruktur cloud global.
Selama ini, pasar cloud didominasi oleh raksasa seperti Amazon Web Services (AWS) dan Microsoft Azure.
Namun dengan kontrak senilai USD 30 miliar per tahun dari OpenAI, Oracle kini melejit sebagai salah satu pemain utama di sektor penyedia infrastruktur untuk kecerdasan buatan berskala besar.
Diproyeksikan bahwa pendapatan Oracle dari layanan cloud bisa menembus angka USD 30 miliar per tahun pada 2028, didorong oleh lonjakan permintaan komputasi dari mitra-mitra seperti OpenAI.
Untuk mendukung ambisi tersebut, perusahaan ini juga diperkirakan akan menginvestasikan hingga USD 40 miliar dalam beberapa tahun mendatang.
Menurut analis pasar, kolaborasi ini merupakan strategi jangka panjang yang tidak hanya memperkuat posisi Oracle, tetapi juga menjamin ketersediaan daya dan komputasi untuk mendukung pertumbuhan AI global.
Kesepakatan ini bahkan disebut sebagai salah satu yang paling visioner dalam sejarah industri teknologi.