Liputan6.com, Jakarta - Kemajuan teknologi robotika kembali mencuri perhatian dunia. Sebuah terobosan baru dalam dunia robotika kali ini datang dari Tiongkok, di mana sebuah robot humanoid berhasil melakukan sesuatu yang sebelumnya hanya ada dalam bayangan fiksi ilmiah.
Mengutip Digital Trends, Rabu (30/7/2025), robot humanoid Walker S2 dikembangkan oleh perusahaan teknologi asal Shenzhen, UBTech.
Robot ini mencatat sejarah sebagai humanoid pertama di dunia yang mampu mengganti baterainya sendiri tanpa bantuan manusia ketika dayanya hampir habis.
Walker S2 dirancang dengan sistem kecerdasan buatan dan sensor daya internal yang memungkinkan robot mengenali secara mandiri kapan baterai melemah.
Ia kemudian akan berjalan ke stasiun pengisian khusus, melepaskan baterai kosong, lalu memasang unit baterai baru yang telah terisi penuh, semua dilakukan tanpa campur tangan manusia.
Robot ini menggunakan baterai lithium 48 volt, mampu berjalan selama dua jam atau berdiri selama empat jam. Teknologi ini membuka potensi operasional 24 jam non-stop di berbagai sektor industri dan layanan.
Desain dan Kapasitas Energi
Walker S2 hadir dengan desain humanoid yang cukup realistis, dengan tinggi sekitar 162 cm dan bobot 43 kg, menyerupai postur manusia dewasa.
Robot ini ditenagai baterai lithium ganda bertegangan 48 volt, yang masing-masing mampu membuatnya berjalan selama dua jam atau tetap berdiri selama empat jam. Artinya, efisiensi energi menjadi aspek vital dalam desain robot ini.
Waktu pengisian ulang untuk satu baterai membutuhkan sekitar 90 menit hingga penuh.
Namun, karena sistem baterainya modular dan dapat diganti otomatis, Walker S2 bisa terus bekerja selama tersedia stok baterai yang sudah terisi.
Dengan demikian, potensi operasional 24 jam sehari menjadi sangat memungkinkan. Ini menjadikan Walker S2 sebagai pelopor konsep kerja tanpa jeda bagi robot humanoid.
Di sektor-sektor seperti logistik, layanan pelanggan, dan pabrik otomatis, keunggulan ini membuka peluang efisiensi yang signifikan, sekaligus menandai awal dari automasi tingkat lanjut di lingkungan kerja masa depan.
Aplikasi Industri dan Era Otomasi Baru
Saat ini Walker S2 masih berada dalam tahap pengembangan dan pengujian lanjutan oleh UBTech.
Meski begitu, robot ini sudah mulai diuji coba di berbagai lingkungan nyata, termasuk di sektor industri, ritel, hingga ruang pendidikan.
UBTech menargetkan penggunaan Walker S2 di berbagai bidang strategis seperti layanan kesehatan, pendidikan, serta customer service, dengan tujuan meningkatkan efisiensi kerja dan kualitas hidup manusia melalui integrasi teknologi yang mulus ke dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam video demonstrasi resmi, Walker S2 terlihat berjalan secara mandiri menuju stasiun pengisian daya, melepaskan baterai lama, mengganti dengan yang baru, dan kembali ke tugas semula, semua dilakukan tanpa campur tangan manusia.
Visualisasi ini menuai pujian dari komunitas teknologi, namun juga memicu diskusi luas mengenai potensi disrupsi tenaga kerja manusia.
Beberapa pihak menilai bahwa jika robot ini nantinya digunakan secara massal di sektor layanan, maka ancaman pengurangan tenaga manusia di bidang-bidang tertentu tidak bisa dihindari.
Implikasi Teknologi dan Tantangan Etis
Kemampuan Walker S2 untuk mengganti baterai sendiri secara otomatis tidak hanya menjadikannya mandiri, tetapi juga memperkenalkan babak baru dalam evolusi robotika: otonomi penuh tanpa pengawasan manusia.
Dengan sistem sensor daya pintar yang tertanam, robot ini mampu mendeteksi kapan dayanya hampir habis dan melakukan tindakan perawatan mandiri secara real-time.
Teknologi ini memungkinkan siklus kerja berkesinambungan, yang dapat diterapkan dalam berbagai konteks industri.
Namun, seperti banyak inovasi teknologi lainnya, capaian ini membawa konsekuensi sosial yang harus dipertimbangkan. Kekhawatiran akan tergesernya tenaga manusia mulai mencuat.
Seorang pengguna media sosial menulis, "Saya bisa merasakan pekerjaan saya akan segera tergantikan," merespons langsung kemampuan robot tersebut.
Ini mencerminkan tantangan etis yang akan dihadapi masyarakat seiring meningkatnya penerapan robot-robot otonom di berbagai lini pekerjaan.
Ke depan, diskusi soal regulasi, perlindungan pekerjaan, dan keseimbangan antara efisiensi teknologi dan dampak sosial akan menjadi krusial dalam menavigasi era otomasi penuh yang semakin dekat.