Liputan6.com, Jakarta - Google akhirnya mengakui kesalahan fatal dalam sistem peringatan dini Android untuk gempa bumi dahsyat yang mengguncang negara Turki pada 2023.
Karenanya, jutaan orang kehilangan kesempatan untuk menyelematkan diri lebih awal dan evakuasi ke tempat lebih aman dari bencana gempa Turki.
Menurut laporan BBC, Senin (28/7/2025), Google semestinya bisa memberikan peringatan hingga 35 detik lebih awal sebelum gempa Turki bermagnitudo 7,8 mengguncang wilayah tersebut.
Dengan radius jangkauan 157,7 km, diperkirakan lebih dari 10 juta orang berpotensi menerima notifikasi Android Earthquake Alerts tersebut dan mengevakuasi diri.
Namun pada kenyataannya, sistem notifikasi gempa tersebut hanya mengeluarkan 469 peringatan "Ambil Tindakan" atau "Take Action" saat gempa pertama terjadi.
Tak hanya itu, notifikasi terhadap gempa susulan bermagnitudo 7,5 sama sekali tidak dikirim ke mayoritas pengguna perangkat Android di wilayah terdampak.
“Setengah juta orang hanya menerima peringatan ringan untuk guncangan kecil, tetapi tidak memberikan peringatan kepada pengguna akan bahaya selanjutnya,” ucap raksasa mesin pencari itu ke BBC.
Google Klaim Sistem Notifikasi Bekerja Normal, Tapi?
Gurita teknologi itu mengatakan sistem tersebut telah “berfungsi dengan baik”. Sebuah klaim bertolak belakang dengan realitas lapangan.
Menurut data beredar, sistem ini dibuat untuk bekerja pada perangkat mendukung kompatibilitas sistem operasi Android, mencakup kurang lebih 70 persen dari pengguna smartphone di Turki.
Kelalain ini disinyalir atas kesalahan sistem dalam menganggap suatu ancaman bahaya. Sistem pendeteksi sebelumnya telah menemukan ancaman gempa, namun mereka meremehkan potensi kekuatan dari gempa tersebut.
Hal Yang Menjadi Pertimbangan Mendalam
Elizabeth Reddy, seorang Assisten Professor di Sekolah Pertambangan Colorado menyebutkan, kesalahan ini dipicu oleh “keterbatasan pada algoritma deteksi”, mengakibatkan salah prediksi kekuatan guncangan pada gempa pertama seharusnya 7,8 menjadi 4,5 magnitudo.
Gempa kedua turut mengalami hal sama, sistem meremehkan kekuatan guncangan gempa, hanya memberikan peringatan waspada ke hampir 4 juta pengguna dan sedikitnya 8.158 dengan tingkat ambil tindakan.
Setelah kejadian, peneliti memutuskan untuk mengubah algoritma deteksi dan menyesuaikannya dengan simulasi gempa pertama kali terjadi.
Kali ini sistem berhasil memperingati 10 juta pengguna dengan tingkat peringatan ambil tindakan kepada warga setempat, dan 67 juta pengguna mendapatkan peringatan waspada untuk mereka yang tinggal lebih jauh dari pusat gempa.
Google: Sistem Telah Meningkat Paska Gempa Turki
Sangat disayangkan, proses evaluasi ini telah memakan waktu cukup lama sekitar 2 tahun. “Saya sangat frustrasi karena butuh waktu begitu lamanya”, ungkap elizabeth.
Pada akhirnya, peneliti khawatir terhadap keputusan negara-negara menaruh banyak kepercayaan pada sistem pendeteksi belum teruji.
Para peneliti Google juga menyatakan bahwa analisis paska peristiwa telah meningkatkan sistem dengan lebih baik, setidaknya memberikan pelayanan peringatan di 98 negara di dunia.
Secara langsung meningkatkan pengembangan sistem untuk dapat melayani para pengguna di seluruh dunia dengan lebih baik.