Liputan6.com, Jakarta Manchester United tengah berada di situasi yang sangat genting pada awal musim Premier League 2025/2026. Kekalahan telak 0-3 dari Manchester City akhir pekan lalu bisa menjadi titik balik yang menentukan nasib Ruben Amorim sebagai manajer Setan Merah.
Menurut laporan Mirror Football, Amorim kini berada di bawah ancaman pemecatan. Para petinggi United dikabarkan memberi ultimatum bahwa masa depannya akan ditentukan dalam tiga laga ke depan melawan Chelsea, Brentford, dan Sunderland.
Amorim memang belum mampu membawa stabilitas ke ruang ganti maupun permainan tim. United baru meraih satu kemenangan musim ini, itu pun lewat penalti dramatis Bruno Fernandes atas Burnley.
Masalah semakin terlihat jelas ketika mereka kalah adu penalti dari Grimsby Town di Piala Carabao. Situasi ini membuat Amorim harus segera melakukan perubahan besar. Berikut lima hal yang wajib ia benahi jika tak ingin dipecat.
1. Menentukan Kiper Utama
Sektor penjaga gawang United masih menjadi titik lemah. Andre Onana dipinjamkan ke Trabzonspor, namun kepergiannya tidak menyelesaikan masalah. Altay Bayindir memang dimainkan di empat laga Premier League, tetapi performanya belum sesuai standar yang diharapkan.
Di sisi lain, Senne Lammens yang diboyong seharga £18,2 juta justru belum diberi kesempatan. Padahal United lebih memilihnya ketimbang sosok top seperti Emi Martinez atau Gianluigi Donnarumma.
Amorim tak bisa terus menunda, ia harus segera memutuskan siapa yang layak jadi kiper utama jika tak ingin keraguan di sektor ini berlanjut.
2. Menyelesaikan Masalah Lini Tengah
Kelemahan paling mencolok United musim ini ada di lini tengah. Amorim terlalu kaku dengan formasi 3-4-3, menempatkan Bruno Fernandes berduet dengan Casemiro atau Manuel Ugarte. Kombinasi ini tidak bekerja dan justru membatasi kreativitas Fernandes.
Bruno adalah motor serangan United. Ia kesulitan jika dipaksa lebih banyak bertahan. Sementara itu, Casemiro mulai kehilangan mobilitas, dan Ugarte belum tampil konsisten.
Amorim harus menemukan solusi, entah dengan memberi peran lebih bebas kepada Fernandes atau memberi kesempatan pada Kobbie Mainoo di peran gelandang bertahan.
3. Menunjukkan Fleksibilitas Taktis
Salah satu kritik utama terhadap Amorim adalah keras kepalanya dalam menerapkan sistem. Ia memainkan gaya yang sama apa pun lawannya, tanpa ada penyesuaian berarti. Fans mulai kehilangan kesabaran karena sistem tersebut tidak berjalan efektif di Premier League.
“Anda berbicara tentang filosofinya, gaya bermainnya, cara ia ingin bermain,” ujar legenda Paul Scholes di podcast The Good the Bad and the Football minggu ini.
“Ada begitu banyak pelatih cerdas di Inggris dan di seluruh dunia, mereka bisa menyelesaikannya dengan mudah. Mereka tahu persis bagaimana United akan bermain setiap minggunya," kata Scholes.
4. Memberikan Dukungan untuk Sesko
Benjamin Sesko datang ke Old Trafford dengan ekspektasi tinggi setelah kepindahannya dari RB Leipzig senilai £73,7 juta.
Namun, dalam lima penampilan awalnya, ia belum mencetak gol. Hal ini membuatnya mulai dibandingkan dengan striker-striker muda lain di Premier League.
Sesko jelas memiliki kualitas, terbukti dari 21 gol yang ia buat musim lalu di Bundesliga. Masalahnya, ia kurang mendapat dukungan. Bryan Mbeumo memang cukup impresif, tetapi koneksinya dengan Sesko belum terbentuk. Amorim harus merancang sistem serangan yang bisa membuat Sesko lebih hidup.