INFO NASIONAL - Tempo Data Science bekerja sama dengan Pusat Riset dan Inovasi Daerah Bappeda DKI Jakarta menggelar Focus Group Discussion 'Penajaman Tematik Buku Riset Menyongsong 5 Abad Kota Jakarta', di Ballroom Oria Hotel, Jakarta, pada Jumat, 8 Agustus 2025. Dalam diskusi ini ada 8 tematik yang dibahas untuk nantinya menjadi delapan buku riset.
Kepala Pusat Riset dan Inovasi Daerah Bappeda DKI Jakarta, Andhika Ajie, mengatakan, Jakarta pasca UU nomer 2 tahun 2024 divisikan untuk menjadi pusat perekonomian nasional dan kota global. Kemudian, pada 2027 mendatang, Kota Jakarta akan berusia 500 tahun atau 5 abad.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Saya anak Jakarta, nah Jakarta itu punya cerita banyak dan saya rasa belum ada yang membukukan, mungkin ada tapi penulisnya dari luar. Jadi kami bersama Tempo Media akan menarasikan terkait Jakarta," kata Ajie.
Peneliti Tempo Data Sciece, Ai Mulyani menjelaskan usulan 8 tema, yang meliputi, MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition), Festival dan Event; Kuliner; Aktivitas Malam Jakarta; Sastra/Literatur; Transportasi dan Mobilitas Jakarta; Sejarah; Urban Cities; dan Maritim Jakarta. Delapan tema ini kemudian dibahas oleh para narasumber dan peserta yang hadir dari perwakilan OPD Jakarta, Bappeda, para peneliti dan penulis.
Direktur resources Ekonomi Mohammad Faisal berharap buku ini nantinya dapat menjadi edukasi bagi para pembacanya, masyarakat, berbagai stakeholders, pelaku usaha dan lainnya. Juga sebagai alat promosi untuk masyarakat yang ingin tahu lebih banyak tentang Jakarta.
"Jadi bayangan saya, buku ini paling tidak memberikan konteks Jakarta sebagai bagian dari global city," ujarnya.
Kemudian selanjutnya bisa membahas terkait urbanisasi dan ekonomi hijau. "Juga transportasi publik dan digitalisasi. Jadi bukunya bisa memotret apa yang menjadi tren ke depan," kata Faisal.
Adapun, Direktur Perencanaan Ekonomi Makro dan Pengembangan Model Pembangunan Bappenas, Ibnu Yahya, mengatakan rencana lima abad ini sangat bagus, sehingga sudut pandang ceritanya tentu adalah transformasi. "Ada perubahan-perubahan yang sangat signifikan dan ini menarik untuk diceritakan," ucapnya.
Pakar Tata Kota, Hendricus Andy Sinarmata, menyampaikan dirinya ingin mengangkat tema jalan mendaki menuju kota global. "Apakah mau naik tangga atau melopat, ini harus ada strateginya. Dan menurut saya cerita uniknya dari Jakarta dalam konteks mengadopsi atau beradaptasi dengan globalisasi itu," ujarnya.
Selain itu, menurut Andy, kampung yang ada di Jakarta harus ada dengan tema uniknya tersendiri. "Serti Kampung Bayam harus keluar dengan karakter mereka sendiri."
Mantan wartawan Tempo, yang juga pengamat budaya Betawi, musik, sastra dan filsafat, Idrus Shahab, menjelaskan, sisi kultural itu paling penting dan harus diakui sejak abad 17-18 Jakarta adalah kota yang multikultur. "Jadi setiap kelompok atau komunitas itu meninggalkan warisan untuk Jakarta. Nah, Jakarta adalah sejarah nasional, terutama ketika nasionalisme bangkit dan terwujud dalam proklamasi, jadi mungkin ada satu bagian dari tulisan ini yang bercerita tentang peta Jakarta 1945 itu seperti apa dimana kelompo-kelompok pemuda Menteng dan rumah Bung Karno," ujarnya.
Nantinya usulan dan hasil diskusi ini akan kembali diramu oleh tim peneliti Tempo Data Science untuk mematangkan setiap tema dalam masing-masing buku. (*)