Liputan6.com, Jakarta Tahun 2025 benar-benar penuh warna bagi industri film Indonesia. Salah satu yang siap meramaikan bioskop yakni Pesugihan Sate Gagak, bergenre horor komedi dengan pemain para komedian ternama Tanah Air.
Diproduksi Cahaya Pictures, Pesugihan Sate Gagak yang dibintangi Nunung mengangkat praktik mistis paling aneh dan menggelitik dalam budaya Jawa: menjual sate burung gagak kepada makhluk halus demi kekayaan instan.
Selain Nunung, film ini dibintangi Ardit Erwandha, Yono Bakrie, Benidictus Siregar, Firza Valaza, Arief Didu, dan Ence Bagus. Yoriko Angeline satu-satunya nonkomika yang akan tampil dalam Pesugihan Sate Gagak.
“Waktu pertama dengar judulnya, Pesugihan Sate Gagak, saya mikir. Ini pesugihannya yang makan satai, atau burung gagaknya yang buka lapak?” kata Ardit Erwandha mengenang kali pertama ditawari syuting film ini.
Jualan Sate Kepada Setan
“Justru dari keanehan itu saya langsung tertarik. Premisnya segar dan absurd — jualan satai ke setan itu sudah lucu duluan di kepala,” imbuhnya lewat pernyataan tertulis yang diterima Showbiz Liputan6.com, Selasa (29/7/2025).
Sedikit bocoran untuk Anda, Pesugihan Sate Gagak mengisahkan Anto, Dimas, dan Indra—tiga sahabat yang nekat memilih jalur pesugihan demi meraih harta, takhta, serta wanita. Film ini dijadwalkan tayang di bioskop pada 2025.
Hidup Itu Absurd
Pesugihan Sate Gagak terinspirasi kisah nyata ritual pesugihan yang tersebar melalui tradisi lisan dan diyakini masih eksis di berbagai daerah di Indonesia, seperti Banyuwangi, Jember, pesisir Jawa Tengah, bahkan Sulawesi dan Sumatra.
“Lewat film ini, saya mau bilang, hidup itu absurd. Kadang hal paling gelap justru bisa bikin kita ketawa; dan ternyata, ada pesugihan yang tumbalnya bukan manusia,” ungkap sutradara sekaligus komika, Dono Pradana.
70 Persen Komedi, 30 Persen Klenik
Diproduseri Aoura Lovenson Chandra dan Fauzar Nurdin, Pesugihan Sate Gagak diharapkan jadi penyegar yang bikin penonton bahagia. Cahaya Pictures berkomitmen mengangkat cerita-cerita unik, lucu, dan relevan dari masyarakat Indonesia.
“Bisa dikatakan bahwa 70 persen film ini komedi, dan 30 persen sisanya berunsur klenik. Tujuan kami sederhana, membuat penonton tertawa lepas dan melupakan sejenak masalah di luar sana,” Aoura Lovenson Chandra membeberkan.