Kasus Kematian Prada Lucky. Mengapa Kekerasan Senior ke Junior di TNI Kerap Terjadi?

2 days ago 5
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

SERSAN mayor Christian Namo tak bisa menahan kemarahan setelah putra keduanya Prajurit Dua TNI Lucky Chepril Saputra Namo atau Prada Lucky tewas akibat diduga dianiaya sejumlah seniornya pada 6 Agustus 2025 lalu. "Hukuman cuma dua buat pelaku, hukuman mati dan dipecat," kata dia seperti diunggah dalam video yang viral di media sosial.

Prada Lucky tewas dengan luka lebam, sayatan dan bekas sundutan rokok di sekujur tubuhnya. Christian Namo meminta tanggung jawab dari para pelaku yang telah menganiaya anaknya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sub Detasemen Polisi Militer Kupang telah menangkap sejumlah terduga pelaku. Kasusnya sedang diselidiki oleh polisi militer. Setidaknya sudah ada lebih dari 20 orang yang diperiksa. Namun belum ada keterangan lebih lanjut dari TNI ihwal motif para pelaku yang diduga menganiaya tentara baru tersebut.

Kasus ini menambah daftar peristiwa serupa. Peneliti Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi mengatakan berulangnya kekerasan terhadap junior di internal TNI ini kompleks.

Menurut dia, adanya kejadian ini tidak bisa semata-mata diarahkan hanya ke pelaku, melainkan perlu melihat lebih luas dari struktur dan dinamikanya. Dia berujar di berbagai kasus kekerasan kolektif, terdapat tiga elemen penting yang selalu muncul.

"Yaitu situasi pemicu, identifikasi sosial, dan peran kolektif yang dirasakan oleh pelaku," kata dia saat dihubungi, Sabtu, 9 Agustus 2025.

Ketika elemen-elemen itu bersatu, maka terjadi proses depersonalisasi. Proses ini menyebabkan individu berhenti melihat orang lain sebagai manusia dengan hak yang utuh.

Fahmi mengatakan, hal itu kemudian membuat emosi meningkat dan sensitivitas menurun. "Akhirnya korban mengalami dehumanisasi. Inilah yang membuat kekerasan menjadi seolah tampak wajar, bahkan seperti bentuk pembenaran moral," ujar pengamat militer ini.

Mekanisme psikologis semacam ini tak hanya terjadi di kalangan aparat. Menurut dia, peristiwa main hakim sendiri yang dilakukan rakyat terhadap pencuri juga berasal dari faktor yang sama. 

Fahmi juga menyinggung kultur yang ada di dalam internal instansi pertahanan negara itu. Meski proses rekruitmen prajurit mensyaratkan uji psikologi, tidak menjamin hasilnya akan sama setelah prajurit itu bertugas.

Dia menilai kondisi moral dan mental tiap prajurit berpotensi berbeda selepas menyelesaikan pendidikan. Sebab, kata dia, hal ini bisa dipengaruhi oleh lingkungan kedinasan tiap-tiap prajurit TNI. 

"Bagaimana mereka diasuh oleh senior, sejauh mana pengawasan dan teladan diberikan pimpinan, dan bagaimana sistem menanggapi pelanggaran," ujar Fahmi menyebutkan faktor-faktor yang membuat mental prajurit bisa berubah.

Nilai psikologis yang tinggi saat proses rekruitmen dinilai tidak bisa selalu menjamin. Dia mengatakan, bila prajurit masuk ke dalam kultur satuan yang permisif terhadap kekerasan, bukan tidak mungkin mentalnya akan cepat luncur.

"Apalagi perlu diakui bahwa TNI memang dibentuk sebagai alat kekerasan negara. Prajurit dididik untuk siap bertempur," ucapnya.

Ajaran mentalitas itu dinilai menciptakan tuntutan terhadap prajurit agar menjadi superior bahkan tergolong arogan. Dia menilai hal ini menjadi berbahaya ketika prajurit TNI tidak dapat mengendalikan emosinya.

"Mentalitas bisa meluber ke arah yang salah, terutama ketika kekerasan diarahkan kepada sesama prajurit, atau lebih parah lagi ke warga sipil," ucap Fahmi.

Menurut dia, fenomena ini bisa diselesaikan dengan cara meminimalisir kekerasan yang sifatnya impulsif dan eksesif. Pencegahan itu bisa dilakukan dengan memperkuat nilai-nilai moral prajurit, mempertegas integritas, serta menumbuhkan rasa malu terhadap penyimpangan.

"Sistem hukum juga harus ditegakkan tanpa pandang bulu, agar setiap pelanggaran tidak dianggap remeh," kata Fahmi.

Selain itu, peran pimpinan di level terbawah menjadi krusial. Mulai dari komandan peleton hingga batalion harus bisa menjadi teladan untuk para prajurit TNI. Bukan hanya teladan di urusan teknis ataupun taktis, melainkan juga teladan moral.

"Pimpinan harus berani bersikap, membimbing, mengawasi, dan menindak. Bukan malah membiarkan arogansi tumbuh subur, apalagi membungkus kekerasan dengan dalih pembinaan," ujarnya.

Wakil Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Dave Akbarshah Fikarno Laksono berpendapat, penganiayaan yang dialami Prada Lucky dari para seniornya berpotensi menciderai nilai-nilai dasar militer.

Seharusnya, ujar dia, instansi pertahanan negara itu menjunjung tinggi nilai disiplin, kehormatan, dan pelindungan terhadap anggotanya. Dia menegaskan tidak boleh ada ruang bagi praktik kekerasan di lingkungan militer. Apalagi terhadap prajurit muda yang baru saja mengabdi untuk negara.

Dia memastikan kasus tewasnya Prada Lucky ini tidak akan dibiarkan berlalu tanpa pertangungjawaban yang jelas. "Kami mendesak agar proses investigasi dilakukan secara transparan, obyektif, dan menyeluruh," kata dia dalam keterangannya pada Sabtu, 9 Agustus 2025.

Politikus Partai Golkar ini juga meminta kepada pimpinan tertinggi TNI untuk memberikan perhatian khusus terhadap pembinaan mental dan budaya satuan. Menurut dia, hal ini penting dilakukan agar tidak terjadi lagi pola relasi senior-junior yang berujung pada kekerasan.

"Kami akan terus mengawal proses ini. Keadilan bagi Prada Lucky adalah keadilan bagi seluruh prajurit muda Indonesia," ujar Dave.

Read Entire Article