Jakarta (ANTARA) - Menteri Luar Negeri (Menlu) Jerman Johann Wadephul berpendapat bahwa perang antara Rusia dan Ukraina tidak hanya berdampak pada tatanan perdamaian di Eropa, namun juga dapat mempengaruhi keamanan di kawasan Indo-Pasifik.
“Hal ini karena mesin perang Rusia sebagian bergantung pada pasukan dan amunisi dari Korea Utara, serta dukungan ekonomi yang signifikan dari China. Semua ini menunjukkan bahwa keamanan Eropa dan Indo-Pasifik sangat erat kaitannya satu sama lain,” kata Menlu Wadephul dalam diskusi publik di Jakarta, Rabu.
Menlu Jerman itu mengatakan gejolak yang terjadi di kawasan Indo-Pasifik memiliki dampak langsung terhadap keamanan Eropa dan juga sebaliknya, karena negara-negara Uni Eropa memiliki kemitraan dengan negara-negara di kawasan Indo-Pasifik.
Dia mencontohkan, ketika pandemi menghentikan jalur produksi di seluruh dunia, Jerman dan negara-negara lain Uni Eropa menyadari bahwa gangguan rantai pasok di Asia Tenggara dapat menyebabkan kelangkaan semikonduktor di Eropa.
Baca juga: Jerman tidak lihat tanda-tanda perang di Ukraina akan segera berakhir
Selain menyoroti perang Rusia-Ukraina yang berdampak pada kedua kawasan, Wadephul turut menyinggung sikap militer China di Laut China Selatan yang ia nilai agresif dan dapat melemahkan tatanan internasional.
“Meningkatnya sikap agresif militer China di Laut China Selatan tidak hanya mengancam keamanan Asia, tetapi juga melemahkan tatanan internasional yang berbasis pada aturan. Dengan jalur perdagangan utama yang melintasi wilayah ini, kondisi tersebut juga menimbulkan risiko ekonomi,” ucapnya.
"Hal yang sama berlaku untuk Selat Taiwan — setiap eskalasi akan membawa konsekuensi serius terhadap keamanan dan kemakmuran global, serta secara langsung memengaruhi kepentingan Jerman dan Eropa," ujar Wadephul menambahkan.
Menanggapi gejolak yang dapat berdampak terhadap satu sama lain antara kawasan Uni Eropa dan Indo Pasifik , Wadephul menyerukan pentingnya penguatan kerja sama keamanan, terutama dengan Indonesia yang dinilainya sejalan dengan Jerman dalam mengedepankan hukum internasional, kebebasan navigasi, dan kedaulatan guna menjaga ketahanan dan keamanan kawasan.
“Inilah alasan kami memperluas keterlibatan strategis kami di kawasan Indo-Pasifik. Sejak 2021, angkatan bersenjata kami secara rutin melakukan penempatan rutin di Indo-Pasifik dengan tujuan memperkuat kerja sama pertahanan dan interoperabilitas,” ujar dia.
Angkatan bersenjata Jerman terlibat dalam latihan multinasional Talisman Sabre di Australia dan misi kebebasan navigasi di Selat Taiwan dan Laut China Selatan.
“Tidak akan ada keamanan, dan tidak akan ada kemakmuran, bila pulau-pulau tenggelam ke laut, di mana perubahan iklim menghancurkan planet kita. Sama halnya, tidak akan ada keamanan di tengah kelangkaan pangan dan energi,” kata Wadephul.
Baca juga: Prabowo harap Jerman dukung perdamaian di kawasan Indo Pasifik
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.