PRESIDEN Prabowo Subianto melepas keberangkatan 230 anggota Kamar Dagang dan Industri atau Kadin Indonesia menuju kegiatan retret di Magelang, Jawa Tengah, pada 8 hingga 10 Agustus 2025. Pelepasan dilakukan di kediaman Presiden di Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Jumat, 8 Agustus 2025.
Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya mengatakan, Prabowo memberikan pengarahan kepada anggota Kadin sebelum berangkat ke Magelang. Namun, Teddy tidak menjelaskan apa yang disampaikan Prabowo. Dia hanya mengatakan para peserta dipimpin langsung oleh Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Bakrie.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Prabowo memberikan arahan sekaligus melepas keberangkatan peserta retret tersebut,” ujar Seskab Teddy dalam keterangan resmi Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden, Jumat, 8 Agustus 2025.
Teddy mengatakan retreat pengurus Kadin bertujuan membentuk disiplin, nasionalisme, ketekunan, dan pengetahuan peserta. Retret juga untuk meningkatkan wawasan kebangsaan kepada para peserta yang merupakan pimpinan dan pemegang usaha industri swasta yang bergerak di berbagai bidang.
Teddy harap retret jadi momentum penguatan komitmen antara pemerintah dan pelaku usaha untuk, bersinergi dalam pembangunan ekonomi nasional.
Turut hadir dalam acara tersebut adalah Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani, serta Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.
Juni 2025 lalu, Kadin dan Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) untuk mempersiapkan retret nasional bagi para pengusaha. MoU bertajuk 'Membangun Ketahanan Nasional Berbasis Dunia Usaha' ini bertujuan menjadikan pengusaha Indonesia tidak hanya tangguh secara ekonomi, tetapi juga memiliki semangat juang kebangsaan.
Ketua Kadin Anindya menjelaskan kerja sama itu akan difokuskan pada tiga aspek utama. Pertama, peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan dan program pemantapan nilai-nilai kebangsaan. Kedua, pertukaran informasi, narasumber, serta kajian dan publikasi ilmiah. Ketiga, inisiatif lain yang relevan dan fleksibel sesuai kebutuhan kedua belah pihak.