Liputan6.com, Jakarta Produser Erry Wibowo dan Direktur Pengembangan Budaya Digital Kementerian Kebudayaan RI, Andi Syamsu Rijal, SS, M.Hum., yang mewakili Dirjen PPPK Ahmad Mahendra bertemu di Gresik, Jawa Timur, baru-baru ini.
Keduanya menghadiri program Manajemen Talenta Nasional (MTN) Lab di cagar budaya Kampoeng Kemasan, Gresik. Program ini platform nasional untuk mencari, membina, dan mengantarkan talenta seni Indonesia menuju panggung internasional.
Dalam sambutannya, Erry Wibowo yang menjabat sebagai Wakil Ketua Umum DPP Persatuan Artis Film dan Seniman Indonesia menegaskan pentingnya program MTN Lab yang digagas Kementerian Kebudayaan RI.
“Program MTN Lab ini sangat membantu pertumbuhan kreativitas para seniman muda di Indonesia,” kata ayah sineas Ian Wibowo itu lewat pernyataan tertulis yang diterima Showbiz Liputan6.com, Rabu (17/9/2025).
Terjadi polemik terkait pemasangan chatra di stupa utama Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Museum Cagar Budaya Candi Borobudur memutuskan menunda pemasangan tersebut, sehingga peresmian oleh Presiden Joko Widodo yang dijadwalkan pada 18 Septemb...
Ruang Kreatif
Ia menyebut program MTN Lab adalah ruang kreatif bagi generasi muda. Erry Wibowo juga mengapresiasi Biennale Jawa Timur serta Andi Syamsu Rijal atas dukungan terhadap para perupa seni.
Erry Wibowo berharap kegiatan semacam ini juga dapat digelar di Studio Alam 1AN Bali, pusat perfilman yang didirikannya bersama budayawan Ir. Made Putrawan, Dr.Ir. Wayan Adnyana, dan sineas sekaligus tokoh fotografi Ian Wibowo.
Momentum Bagi Seniman Muda
Ian Wibowo mengapresiasi karya para seniman muda dan semangat yang dihadirkan kegiatan ini. “Acara ini digelar di Wisma Asnar, rumah heritage milik keluarga besar kami yang sudah menjadi ikon Kota Gresik,” ujarnya.
“Ini salah satu momentum penting bagi seniman muda untuk menunjukkan potensinya,” Ian Wibowo menambahkan. Ia berharap kegiatan seperti ini berlanjut untuk memperkuat ekosistem seni dan budaya Indonesia.
Seniman Muda dan Produktivitas
Seniman muda mesti mengisi waktu luang dengan kegiatan produktif dan hal-hal baru yang positf. Ian Wibowo pun melakukannya. Juli 2025, ia digandeng budayawan I Made Putrawan untuk menggarap proyek buku dokumentasi seni budaya suku (tribal art) Indonesia.
Ditujukan untuk pasar internasional, proyek buku yang digarap di Studio Alam 1AN Movie Academy Bali ini kabarnya bernilai fantastis hingga Rp1 triliun dan digadang-gadang menjadi mahakarya Seni Budaya Suku.