Liputan6.com, Jakarta Derby Merseyside kembali hadir di Anfield akhir pekan ini. Liverpool akan menjamu Everton pada pekan ke-5 Premier League 2025/2026, Sabtu (20/9) pukul 18.30 WIB. Pertemuan dua tim sekota ini bukan hanya soal gengsi, tapi juga bisa memengaruhi arah persaingan papan atas.
Liverpool mengawali musim dengan sempurna. Empat kemenangan beruntun membuat mereka percaya diri dalam mempertahankan gelar. Everton juga datang dengan kepercayaan diri tinggi. Untuk pertama kalinya sejak 2018/2019, mereka menempati posisi enam besar di awal musim.
The Reds masih difavoritkan untuk meraih kemenangan menurut hitungan superkomputer Opta. Namun, The Toffees juga jarang tiba di Anfield dengan kondisi sebaik ini. Berikut lima statistik yang bisa menjadi penentu warna Merseyside setelah 90 menit.
Salah Butuh Momentum di Liga Inggris
Mohamed Salah masih menjadi perhatian utama. Meski sudah mencetak dua gol dan satu assist krusial, performanya dianggap belum mencapai standar terbaik. Angka keterlibatannya menurun drastis: dari rata-rata 1,01 gol/assist non-penalti per laga musim lalu menjadi 0,50 musim ini.
Penyebabnya salah satunya adalah penurunan jumlah sentuhan. Dari biasanya 10 kali per laga di kotak penalti lawan, kini hanya enam. Bahkan, expected goals (xG) non-penaltinya hanya 0,08 per 90 menit—lebih rendah dibanding 44 pemain lain yang sudah tampil minimal 300 menit musim ini.
Namun, catatan Salah di derby bisa jadi solusi. Ia sudah mencetak delapan gol ke gawang Everton di Premier League, hanya terpaut satu dari Steven Gerrard. Tambahan semangat juga datang dari golnya di Liga Champions melawan Atletico Madrid tengah pekan lalu. Pertandingan akhir pekan ini bisa jadi momen kebangkitan sang ikon.
Grealish, Faktor X Everton
Jack Grealish langsung menjadi idola baru di Goodison Park. Bagaimana tidak, jarang ada pemain senilai £100 juta (sekitar Rp2 triliun) yang mengenakan kostum biru Everton. Ia juga menorehkan sejarah, menjadi pemain Everton pertama yang mencatat dua assist dalam dua laga beruntun Premier League.
Grealish memiliki rekor apik melawan Liverpool. Tujuh keterlibatan gol ia koleksi sepanjang karier Premier League, lebih banyak dibanding saat menghadapi klub lain. Rekor itu termasuk laga bersejarah Aston Villa yang menang 7-2 atas Liverpool pada 2020, ketika Grealish mencetak dua gol dan tiga assist.
Akhir pekan ini, perannya di sisi kiri serangan Everton akan sangat vital. Siapa pun bek kanan pilihan Arne Slot—Dominik Szoboszlai, Jeremie Frimpong, atau Conor Bradley—harus siap menghadapi kemampuan dribel dan visi Grealish. Jika ia bisa melewati pengawalnya, peluang emas bisa tercipta untuk Beto atau Thierno Barry.
Kick-Off Siang Hari, Keuntungan untuk Siapa?
Jadwal kick-off pukul 12.30 waktu setempat dulu kerap dikeluhkan Jurgen Klopp, terutama setelah Liverpool bermain di Eropa pada Rabu malam. Statistik pun mendukung keluhannya: antara Agustus 2022 hingga April 2023, The Reds gagal menang dalam enam laga dengan jadwal tersebut.
Namun, tren itu berubah musim lalu di era Arne Slot. Liverpool justru menang dalam dua laga tandang di jam serupa, masing-masing melawan Ipswich (2-0) dan Crystal Palace (1-0). Bahkan, laga kandang terakhir mereka di slot ini adalah Derby Merseyside 2023, yang dimenangkan lewat dua gol Salah.
Artinya, jadwal siang bukan jaminan keuntungan bagi Everton. Justru, bermain di Anfield bisa jadi membuat Liverpool tetap lebih nyaman ketimbang saat harus bertandang.
Moyes dan Kutukan Anfield
Catatan David Moyes di Anfield benar-benar kelam. Dalam 20 laga liga, ia tidak pernah menang, hanya meraih enam poin dari 60 yang tersedia. Itu menjadi rekor terburuk seorang manajer di stadion lawan dalam sejarah Premier League.
Masalah disiplin juga menjadi momok. Derby Merseyside adalah laga dengan kartu merah terbanyak di Premier League (25 kali), dan 11 di antaranya tercatat saat Everton diasuh Moyes. Dari Andy van der Meyde hingga Steven Pienaar, banyak pemain harus meninggalk...