Lampung Geh, Bandar Lampung – Provinsi Lampung mengekspor 7 ton kopi bubuk jenis robusta ke Hong Kong dengan nilai transaksi hampir USD 49.000 atau setara Rp753 juta.
Pelepasan ekspor ini dilakukan oleh di EL’s Coffee Roastery, sebagai bagian dari upaya memperkuat hilirisasi komoditas unggulan daerah.
Ekspor tersebut dilepas oleh Sekretaris Daerah Provinsi Lampung Marindo Kurniawan yang mewakili Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal, didampingi Walikota Bandar Lampung Eva Dwiana dan Owner El’s Coffee Elkana Arlen Riswan, Rabu (17/9).
Marindo menyampaikan, langkah ini menjadi bukti transformasi ekonomi daerah.
“Produk yang diekspor bukan lagi berupa biji mentah, melainkan hasil olahan bernilai tambah yang mampu membuka lapangan kerja, meningkatkan pendapatan petani, dan memperluas peluang UMKM lokal,” ujarnya.
Ia menegaskan, Lampung merupakan produsen kopi robusta terbesar di Indonesia dengan kontribusi lebih dari 30 persen produksi nasional.
“Jika Indonesia dikenal dunia sebagai negeri kopi, sesungguhnya Lampung berdiri di panggung terdepan,” kata Marindo.
Menurutnya, hilirisasi kopi menjadi kunci menjaga daya saing sekaligus memperluas pasar. Dengan ekspor kopi bubuk, Lampung tidak hanya menjual hasil bumi, tetapi juga menghadirkan nilai tambah lebih besar bagi kesejahteraan masyarakat.
“Saya berharap ekspor ini bukan yang terakhir, tetapi menjadi titik awal gelombang baru. Kopi Lampung harus dikenal bukan hanya sebagai green bean exporter, melainkan juga sebagai pusat inovasi kopi di Asia Tenggara,” tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut, rombongan juga menyaksikan langsung proses pengolahan kopi mulai dari biji m
entah, roasting, pengemasan, hingga inovasi produk kopi saset modern yang dapat diseduh langsung.
Acara pelepasan ekspor turut dirangkai dengan peresmian rumah produksi kopi milik EL’s Coffee.
Dengan capaian ini, Lampung meneguhkan diri sebagai sentra kopi nasional sekaligus motor hilirisasi produk unggulan.
Pemerintah Provinsi Lampung berharap keberhasilan ekspor kopi bubuk dapat memperkuat ekosistem industri kopi daerah, mendorong UMKM agar lebih berdaya saing, serta membuka peluang baru menembus pasar global. (Cha/Put)