
Lampung Geh, Bandar Lampung - Keluarga wanita parubaya yang ditemukan tewas di Gang H Dulhayi, Jalan Chairul Anwar, Durian Payung, Tanjung Karang Pusat, Bandar Lampung menolak proses autopsi.
Hal tersebut disampaikan Kapolresta Bandar Lampung, Kombes Pol Alfret Jacob Tilukay kepada Lampung Geh.
Ia mengatakan pihak keluarga IS telah datang ke Polsek Tanjung Karang Barat meminta agar tidak dilakukan autopsi.
"Dari kemarin kita sudah mau melakukan kegiatan autopsi, akan tetapi pihak keluarga berkumpul semua, datang ke Polsek Tanjung Karang Barat, meminta kalau bisa ini tidak dilakukan autopsi terhadap almarhumah," katanya.
Kapolres melanjutkan, pasca kejadian pihaknya telah melakukan visum luar. Hasilnya, dokter forensik menyatakan tidak ada tanda-tanda kekerasan atau upaya perlawanan atas kekerasan di tubuh korban.
"Sehingga ada surat pernyataan dari pihak keluarga untuk tidak dilakukan autopsi terhadap almarhumah. Kami persilakan keluarga untuk dilakukan pemakaman," ucapnya.
Meski demikian, kata Kapolres, Polisi tetap melakukan proses penyelidikan. Saat ini pihaknya sudah memeriksa keluarga korban, termasuk orang yang pertama kali menemukan IS.
"Kita juga sudah melakukan pemeriksaan terhadap keluarga korban, termasuk orang pertama menemukan, ada saksi lain, anak-anak dan suami. Ini masih kami dalami, kita cocokkan dengan hasil temuan di TKP," ujarnya.
Disinggung apakah saat kejadian korban seorang diri di rumah, Kapolres membenarkan. Ia mengungkapkan sebelum kejadian pihak keluarga mengajak korban pergi keluar.
"Jadi di siang hari pukul 11.00 WIB, keluarga sudah mengajak korban untuk berkegiatan di luar rumah, namun almarhumah tidak berkenan dan tinggal sendiri di rumah. Setelah keluarganya pulang, baru lah ditemukan korban sudah ada di kamar mandi," ungkapnya.
Lanjut Kapolres, berdasarkan keterangan keluarga, korban memiliki riwayat penyakit diabetes dan asam urat, serta beberapa kali pernah menyampaikan keinginan untuk mengakhiri hidupnya saat kesakitan.
"Dari seluruh saksi yaitu keluarga almarhumah, menderita sakit diabetes dan asam urat. Sehingga dalam kesakitannya itu, sering kali juga menurut pihak pihak yang sudah dimintai keterangan, ingin berusaha bunuh diri. Setiap almarhumah mengalami kesakitan itu menyampaikan keinginan-keinginan itu (Bunuh diri)," ujarnya.
"Tapi kami belum bisa sampai pada kesimpulan apakah ini bunuh diri atau tidak, kita tetap melakukan penyelidikan dan penyidikan," pungkasnya. (Yul/Put)