Pengetahuan adalah Kutukan Manusia

2 days ago 3
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
Books Inside Bookshelf Near Lit Pendant Lights (Sumber: Photo by Pew Nguyen from Pexels: https://www.pexels.com/photo/books-inside-bookshelf-near-lit-pendant-lights-244134/)

Sepanjang peradaban manusia, pengetahuan merupakan suatu hal yang sulit untuk didapatkan. Ada harga yang harus dibayar untuk mendapatkannya. Dalam mitologi Yunani, Prometheus adalah salah satu titan yang mengambil “api kebijaksanaan” dari tangan para dewa. Dia membawa api tersebut untuk diberikan kepada manusia. Api ini bukan hanya sekadar api fisik, melainkan juga pengetahuan, kebijaksanaan, dan peradaban.

Zeus yang marah kemudian menghukum Prometheus dengan mengikatnya di puncak Gunung Kaukasus, sedangkan manusia yang mendapatkan api itu juga diberikan hukuman dengan dibukanya kotak pandora yang melepaskan kejahatan dalam dunia.

Hal tersebut sama seperti mitologi Yunani di mana dalam teologi Kristen terdapat istilah yang dikenal sebagai “dosa asal”. Adam dan Hawa memakan buah dari pohon kebijaksanaan yang membuat mereka tidak hanya memiliki akal pikiran, kepintaran, maupun kebijaksanaan, tetapi juga mereka memiliki nafsu dan sifat lahiriah sebagai manusia. Tuhan yang mengetahui hal tersebut kemudian mengusir mereka dari taman eden.

Pengetahuan dipandang sebagai pelita yang menerangi kegelapan, kunci yang membebaskan kita dari belenggu kebodohan, dan tangga yang mengantarkan manusia pada kemajuan peradaban. Namun, dibalik terangnya, pengetahuan membawa bayangan yang panjang dan pekat. Ada sisi paradoks yang jarang kita akui yaitu bahwa pengetahuan, pada titik tertentu, bisa menjadi kutukan terbesar bagi manusia.

Kutukan tersebut bukan terletak pada pengetahuan, melainkan pada beban yang dipikul bersamaan dengannya. Pada awalnya, manusia tidak memiliki kerangka berpikir yang jelas. Mereka hanya melihat pertanda alam yang hanya menunjukkan gejala dalam sebuah peristiwa. Dari langit yang akan hujan hingga gunung yang akan meletus, mereka hanya melihat pertanda itu seolah-olah dewa/Tuhan yang sedang murka terhadap manusia. Mereka hidup dalam kehidupan yang sederhana tanpa tahu ada yang bisa dijelaskan dalam kejadian tersebut.

Ilustrasi buku puisi. Foto: Shutter Stock

Kemudian, muncullah beberapa orang yang mulai mempertanyakan kejadian alam yang terjadi. Mereka membuka lembaran baru yang membukakan Pintu Pandora, memperlihatkan semua ancaman yang mengerikan di mana sering kali tidak ada solusi atau kepastian dalam menangani dan menjelaskan hal tersebut.

Manusia adalah satu-satunya makhluk yang tahu bahwa mereka akan mati. Pengetahuan biologis, medis, dan filosofis tentang kefanaan menciptakan sebuah kecemasan yang konstan.

Setiap detik, kita hidup dengan beban bahwa waktu kita terbatas. Hewan-hewan mati tanpa perlu memahami konsep kematian, sedangkan manusia menghabiskan hidup untuk berusaha melupakan atau mengatasi pengetahuan yang menyakitkan ini melalui agama, karya, atau pencarian makna. Inilah beban terberat: mengetahui akhir cerita manusia.

Dahulu, mungkin para bangsawan menikmati makanannya tanpa perlu tahu darimana pangan tersebut berasal atau bahkan mereka tidak tahu tentang nasib buruh tani yang mengolahnya. Saat ini, pengetahuan menghantam kita setiap hari hingga setiap waktu. Kita tahu bahwa smartphone yang kita punya mungkin mengandung mineral dari daerah konflik, stik yang kita makan berkontribusi pada deforestasi, dan bahwa gaya hidup kita yang dijalani mempercepat pencairan es di kutub.

Kita tidak bisa lagi berpura-pura bodoh. Pengetahuan memaksa untuk mengambil moral kita sebagai manusia. Ketidaktahuan memberikan pembenaran, sementara pengetahuan menuntut pertanggungjawaban. Setiap kali kita memilih untuk mengabaikan pengetahuan yang kita miliki, kita dilanda rasa bersalah–buah dari kutukan ini. Kita terjepit antara kenyamanan dan etika; pengetahuanlah yang membuat pertempuran batin ini mungkin terjadi.

Ilustrasi pendidikan Foto: kumparan

Ilmu pengetahuan sering memberi kita rasa palsu bahwa kita telah menguasai alam. Kita menganalisis, memodelkan, dan memprediksi. Namun, pada saat-saat krusial seperti gempa bumi dahsyat atau virus baru yang membingungkan, kita menyadari betapa kecil dan rapuhnya diri kita. Pengetahuan justru menunjukkan betapa banyak yang tidak kita ketahui. Semakin tinggi ilmu kita, semakin dalam lubang ketidaktahuan itu terasa. Kutukan ini adalah rasa haus yang tak pernah terpuaskan, sebuah pengakuan pahit bahwa semakin banyak kita tahu, semakin sadar diri kita bahwa kita tidak tahu apa-apa.

Mungkin “kutukan” pengetahuan ini bukanlah sesuatu untuk dihindari, melainkan tantangan untuk menjadi manusia seutuhnya. Beban kesadaran akan kematian memaksa kita untuk menghargai setiap momen, beban tanggung jawab moral mendorong kita untuk menciptakan dunia yang lebih adil, dan pengakuan akan ketidaktahuan adalah landasan dari kerendahan hati serta keingintahuan yang terus-menerus.

Pengetahuan mungkin memang benar adalah sebuah kutukan, tetapi kutukan yang kita pilih sendiri. Ia adalah api yang diberikan oleh Prometheus yang meski membakar, tetapi menerangi jalan dalam kegelapan. Tidak untuk melemparkan dan mengembalikan kembali ke Olympus, tetapi kita belajar untuk tidak terbakar olehnya–untuk digunakan secara bijaksana, penuh tanggung jawab, dan penuh kesadaran akan beratnya warisan ini.