Jakarta (ANTARA) - PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk mencatat bahwa transformasi struktur pendanaan yang tengah difokuskan perseroan secara bertahap mulai membuahkan hasil, sebagaimana tercermin dari pertumbuhan positif pada transaksi berbagai kanal, baik segmen ritel maupun korporasi.
“Kami melakukan transformasi dari funding structure. Alhamdulillah, secara gradual sudah menunjukkan kinerja yang lebih baik dibandingkan sebelumnya,” kata Direktur Utama BRI Hery Gunardi saat konferensi pers Paparan Kinerja Keuangan BRI Triwulan II Tahun 2025 secara daring di Jakarta, Kamis.
Adapun transformasi pendanaan menjadi bagian dari fokus BRI dalam BRIVolution Reignite di bawah kepemimpinan direksi yang baru.
Hery mengungkapkan BRI menghadapi dua tantangan utama yakni tingginya cost of fund (CoF) dan cost of credit (CoC).
Untuk menjawab itu, BRI melakukan transformasi pendanaan dengan memperkuat struktur funding dan mendorong pertumbuhan CASA melalui segmentasi produk dana, penyederhanaan produk, akselerasi giro, penguatan kanal digital dan branding di pasar ritel maupun wholesale.
“Tentunya di transformasi business funding ini banyak hal yang sudah kita lakukan, antara lain adalah kita mendorong produktivitas dari channel kita atau infrastruktur untuk di retail transaction banking dan wholesale transaction banking,” kata Hery.
Dari sisi ritel, super apps BRImo menunjukkan pertumbuhan signifikan dalam hal jumlah pengguna, volume transaksi, dan layanan yang dihadirkan.
Pada semeter I 2025, jumlah pengguna BRImo meningkat 21,2 persen secara year on year (yoy) menjadi 42,7 juta user. Adapun volume transaksi BRImo naik 25,5 persen yoy menjadi Rp3.231,7 triliun.
Sementara itu, QLola yang merupakan platform digital nasabah wholesale dan korporasi mencatat peningkatan volume transaksi sebesar 33,9 persen yoy menjadi Rp5.970 triliun.
BRI juga mencatat volume transaksi business merchant yang meningkat 27,2 persen yoy menjadi Rp105,5 triliun. Di sisi lain, volume transaksi QRIS di BRI meningkat sebesar 142,9 persen yoy menjadi Rp37,2 triliun.
“Walaupun masih dalam koridor waktu yang pendek, kelihatannya transformasi yang kami lakukan ini secara plan sudah melihatkan hasil yang positif untuk perbaikan funding structure dan transaksi banking-nya BRI,” kata Hery.
Lebih lanjut, Hery mengatakan bahwa inisiatif transformasi struktur pendanaan yang dilakukan seperti pengembangan BRImo, QLola, transaksi merchant dan QRIS, terbukti bukan hanya meningkatkan volume dan frekuensi transaksi, tapi juga memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan dana murah (current account saving account/CASA) di BRI.
“Tentunya semakin besar komposisi CASA, membuat BRI mampu menekan cost of fund dan menjaga efisiensi biaya pendanaan. Dengan kata lain, transformasi BRI tidak hanya menjawab kebutuhan nasabah masa kini, tapi juga memperkuat ketahanan dan profitabilitas BRI di masa yang akan datang,” kata dia.
Pada paruh pertama tahun ini, BRI mencatatkan total dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp1.482,1 triliun atau tumbuh 6,7 persen yoy. Komposisi dana murah (CASA) meningkat menjadi 65,5 persen dari total DPK.
Pertumbuhan CASA mencapai 10,6 persen yoy, didorong oleh kenaikan dana giro yang tumbuh sebesar 16,1 persen yoy dan tabungan tumbuh sebesar 6,8 persen yoy.
Dari sisi likuiditas, rasio loan to deposit (LDR) berada di level 84,97 persen per akhir Juni 2025. Sedangkan liquidity coverage ratio (LCR) terjaga di level 150,5 persen pada periode yang sama.
Dengan kondisi likuiditas yang cukup terjaga, Direktur Finance and Strategy BRI Viviana Dyah Ayu Retno K. mengatakan bahwa BRI dapat mengelola biaya dana dengan cukup baik pada tahun 2025.
Cost of fund (CoF) atau biaya dana secara keseluruhan, baik berasal dari DPK nasabah maupun non-dana nasabah, berada di level 3,6 persen pada semester I 2025. Sementara biaya dana dari DPK tercatat di level 3 persen per akhir Juni 2025.
“Kami berharap bahwa kedisiplinan kami dalam mengelola likuiditas ini dapat menjadi fondasi yang baik di paruh kedua 2025,” kata Viviana.
Baca juga: BRI cetak laba bersih sebesar Rp26,5 triliun pada semester I 2025
Baca juga: BRI Finance tingkatkan pembiayaan kendaraan baru melalui GIIAS 2025
Baca juga: BRI mencatat outstanding KPR FLPP capai Rp13,35 triliun per Juni 2025
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.