Atmosfer Stadion Sumatera Utara yang akan menjadi arena pertandingan Piala Kemerdekaan diprediksi akan sangat mendukung performa Timnas U-17. Stadion ini tidak memiliki lintasan lari, sehingga jarak penonton dengan lapangan lebih dekat, menciptakan suasana yang lebih intim. Dukungan penuh dari suporter lokal diharapkan dapat memberikan motivasi tambahan bagi anak-anak asuh Nova Arianto.
Turnamen ini juga menjadi kesempatan bagi pemain-pemain baru, termasuk hasil pantauan dari Elite Pro Academy (EPA), untuk mendapatkan jam terbang internasional. Mereka akan terbiasa menghadapi tim dengan level di atas mereka, sebuah pengalaman yang tak ternilai. Ini adalah bagian dari strategi untuk membangun fondasi tim yang kuat di masa depan.
Mengenai pemain diaspora, awalnya sembilan nama dipanggil untuk pemusatan latihan di Bali. Namun, hanya empat pemain diaspora yang tersisa untuk Piala Kemerdekaan ini. Kendala seperti masalah dokumen, izin dari klub, hingga perbedaan usia menjadi faktor berkurangnya jumlah pemain diaspora yang dapat bergabung dengan tim.
Optimisme juga datang dari internal tim, seperti yang disampaikan oleh pemain Timnas U-17, Putu Panji. Ia menyatakan bahwa tim optimistis dapat memanfaatkan turnamen ini untuk mengasah kemampuan mereka. "Target kita di Piala Kemerdekaan ini adalah berkembang," ujar Putu Panji.
Dia dan rekan-rekannya bertekad untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin agar bisa bersaing di Piala Dunia mendatang. Mengingat lawan-lawan yang dihadapi adalah tim kelas dunia seperti Mali dan Uzbekistan, ajang ini menjadi simulasi berharga. Penunjukan Stadion Utama Sumatera Utara sebagai lokasi turnamen juga disambut antusias, menunjukkan peran penting wilayah ini dalam sepak bola nasional.