Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono mengatakan tokoh-tokoh senior saat ini di Kemenko Perekonomian mengenang almarhum Kwik Kian Gie sebagai sosok teguh yang selalu memperjuangkan kemakmuran rakyat.
"Beliau dikenal sebagai orang yang sangat teguh memegang prinsip, khususnya prinsip pentingnya peran negara dalam mewujudkan kemakmuran bagi rakyat," katanya saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa.
Susiwijono mengatakan para tokoh di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian juga mengingat sosok Kwik Kian Gie juga sebagai pejabat yang selalu mendorong pemerintah agar menjadi yang terdepan dalam mewujudkan ekonomi yang berkeadilan sosial.
"(Sangat teguh) dalam prinsip pentingnya peran negara dalam mewujudkan kemakmuran bagi rakyat, dan pemerintah harus menjadi yang terdepan dalam mewujudkan ekonomi yang berkeadilan sosial," kata Susi, panggilannya.
Para tokoh nasional lainnya pun mengenang mantan Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri Kwik Kian Gie sebagai sosok nasionalis sejati yang tak pernah lelah memperjuangkan kebenaran.
"Selamat jalan Pak Kwik Kian Gie. Ekonom, pendidik, nasionalis sejati," kata mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno.
Menurut dia, Kwik selalu berdiri tegak di tengah badai, demi kepentingan rakyat dan negeri.
"Indonesia berduka," tulis Sandiaga.
Kwik Kian Gie lahir di Juwana, Pati, Jawa Tengah, pada 11 Januari 1935.
Ia dikenal sebagai seorang ahli ekonomi dan politikus Indonesia.
Kwik menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri periode 1999-2000 dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional & Ketua Bappenas selama 2001-2004.
Sebagai bentuk pengabdian di dunia pendidikan Indonesia, Kwik juga mendirikan Institut Bisnis dan Informatika Indonesia.
Baca juga: Ekonom senior Kwik Kian Gie meninggal dunia di usia 90 tahun
Baca juga: Prabowo: Kwik salah satu anggota Tim Pakar Ekonomi
Baca juga: Sandiaga: Kwik bertemu Prabowo, titipkan konsep ekonomi kerakyatan
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.