Padang (ANTARA) - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin sedang mengupayakan dan membujuk Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti agar memasukkan kurikulum kesehatan dasar ke setiap satuan pendidikan.
"Kita sedang membujuk Pak Mendikdasmen agar menjadikannya kurikulum wajib," kata Menkes Budi Gunadi Sadikin di Kota Padang, Sumatera Barat, Senin.
Menkes mengatakan dalam materi atau kurikulum tersebut, anak didik akan diajarkan cara bertindak ketika menghadapi situasi tidak terduga, seperti gempa bumi, menangani diri sendiri ketika terluka, pentingnya menjaga higienis, dan lain sebagainya.
Bahkan dalam kurikulum tersebut, kata dia, anak didik juga diajarkan untuk menegur atau menjelaskan kepada masing-masing orang tua perokok terkait bahaya terpapar asap rokok.
Baca juga: Kemenkes: Perangkat ajar kesehatan resmi masuk kurikulum Merdeka
"Jadi, tujuannya agar setiap orang itu sejak dini sudah memahami pentingnya menjaga kesehatan," kata Menkes.
Pendidikan tentang kurikulum kesehatan tersebut sudah dikerjakan dan diimplementasikan oleh Kemenkes pada 2023 yang bekerja sama dengan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendiktisaintek) yang pada saat itu dijabat oleh Nadiem Anwar Makarim.
Ia menyakini apabila kurikulum tentang kesehatan dimasukkan ke dalam ranah pendidikan, maka kesadaran masyarakat tentang kesehatan akan jauh lebih baik.
Pada kesempatan itu Menkes Budi mengatakan menjaga tubuh tetap sehat merupakan tindakan promotif dan preventif. Sementara mengobati orang sakit adalah tindakan kuratif.
Baca juga: Menkes: Konsep kesehatan adalah mencegah orang sakit, bukan mengobati
Oleh karena itu Kementerian Kesehatan (Kemenkes), termasuk Dinas Kesehatan di provinsi, kabupaten dan kota, didorong untuk memasifkan sosialisasi pola hidup sehat, skrining kesehatan dan sebagainya agar masyarakat tidak jatuh sakit.
Terakhir Menkes mencontohkan keberhasilan Singapura dalam aspek kesehatan. Rata-rata penduduk di negara tersebut berusia 84 tahun atau lebih lama bila dibandingkan dengan Amerika Serikat yakni 79 tahun yang biaya kesehatannya jauh lebih tinggi.
Hal itu tidak lepas dari keberhasilan pemerintah Singapura dalam memberikan pemahaman tentang pentingnya menjaga kesehatan.
Baca juga: Kemendukbangga sarankan ada kurikulum formal reproduksi di sekolah
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.