BI disebut masih punya ruang pangkas suku bunga acuan

22 hours ago 3
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Jakarta (ANTARA) - Fixed Income PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Syuhada Arief menilai Bank Indonesia (BI) masih memiliki ruang untuk kembali menurunkan suku bunga acuan (BI Rate) hingga ke level 5,0 persen pada akhir 2025 menyusul tanda-tanda perbaikan ekonomi nasional.

“Kami memperkirakan BI akan tetap mempertahankan kebijakan pro-growth untuk benar-benar memperkuat kondisi ekonomi, apalagi di tengah inflasi yang terjaga, nilai tukar rupiah yang sudah lebih stabil, berlalunya ketidakpastian tarif,” kata Arief dalam keterangannya di Jakarta, Senin.

Ia menerangkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2025 yang tercatat 5,12 persen secara tahunan (yoy) patut disyukuri karena membalik tren penurunan dalam beberapa kuartal terakhir.

Namun, menurutnya, pembalikan arah ini belum cukup kuat untuk disimpulkan akan berlanjut secara konsisten. Proyeksinya didukung oleh median konsensus pasar yang juga memprediksi BI Rate akan turun menjadi 5,0 persen di akhir tahun ini.

Lebih lanjut, memasuki paruh kedua 2025, Arief menilai dinamika makroekonomi global dan domestik masih mendukung pasar obligasi Indonesia. Minat investor didorong oleh meningkatnya preferensi terhadap aset di luar AS, pelemahan dolar AS, serta prospek penurunan suku bunga acuan baik di AS (FFR) maupun di Indonesia.

“Ekspetasi siklus penurunan suku bunga ini pun sebenarnya masih berlanjut di 2026, sehingga hal ini semakin mendukung daya tarik pasar obligasi ke depannya,” jelasnya.

Faktor positif lainnya adalah komitmen pemerintah menjaga disiplin fiskal dengan defisit di bawah 3 persen dari produk domestik bruto (PDB), yang mendapat pengakuan lembaga pemeringkat internasional.

Hal ini juga didukung lembaga pemeringkat S&P yang mengafirmasi peringkat utang Indonesia di level ‘BBB’ dengan outlook stabil pada Juli lalu, mencerminkan persepsi positif investor terhadap kondisi fiskal nasional.

Dalam kondisi keuangan global seperti ini, Arief menyampaikan bahwa MAMI saat ini fokus pada obligasi pemerintah dan korporasi dengan tenor pendek hingga menengah.

Baca juga: BRI: Penurunan BI-Rate positif bagi pendanaan maupun kredit

Baca juga: OJK: Penurunan bunga kredit pertimbangkan kondisi masing-masing bank

Baca juga: LPS akan sesuaikan TBP agar dukung transmisi kebijakan moneter

Pilihan ini didasarkan pada keyakinan bahwa The Fed dan BI akan menurunkan suku bunga acuan di semester kedua tahun ini. Selain itu, MAMI meningkatkan alokasi pada obligasi korporasi berkualitas tinggi yang menawarkan premium imbal hasil menarik.

“Kami melakukan analisa komprehensif termasuk analisa risiko kredit mandiri, sehingga kami tidak bergantung kepada lembaga pemeringkat rating eksternal obligasi. Selain itu, kami melakukan analisis risiko likuiditas dengan menganalisis data historis transaksi ataupun ketersediaan harga bid dan offer di pasar termasuk kedalaman volume bid-offer tersebut,” ujarnya.

Dengan kondisi pasar yang suportif, outlook pasar obligasi Indonesia hingga akhir 2025 juga dinilai masih positif.

"Analisis kompabilitas juga menjadi pertimbangan penting dengan membandingkan yield spread premium terhadap imbal hasil obligasi pemerintah ataupun imbal hasil relatif terhadap obligasi korporasi lain yang sejenis (contoh dengan peringkat kredit yang sama dan durasi yang sama)," tambahnya.

Baca juga: Permata Bank prediksi ekonomi RI tumbuh 4,99 persen yoy pada 2025

Baca juga: Danantara yakin bisa jadi motor pertumbuhan ekonomi tujuh persen

Baca juga: OJK: Pasar modal RI berperan penting dalam menopang stabilitas ekonomi

Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Indra Arief Pribadi
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article