Liputan6.com, Jakarta Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023 menunjukkan lebih dari 52% pasangan muda di Jakarta merupakan keluarga yang ayah dan ibu bekerja. Hal ini membuat orangtua membutuhkan support untuk menjaga anak saat bekerja seperti tempat penitipan anak atau daycare.
Selain aman, orangtua bekerja kini mencari pilihan tempat penitipan anak atau daycare yang memiliki aktivitas atau pendekatan untuk stimulasi potensi anak. Mulai dari stimulasi aspek kognitif, motorik, sosial, emosional, hingga kreativitas. Sehingga anak juga tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri dan penuh rasa ingin tahu.
Salah satu strategi yang digunakan adalah membuat kegiatan belajar terasa seperti bermain, sehingga anak lebih mudah menyerap pengetahuan. Menurut pendiri daycare Ciao Bambi, Poppie Ardjani anak-anak bakal tertarik bila belajar sambil bermain.
“Kami percaya pembelajaran akan lebih menarik jika belajar sambil bermain. Dengan storytelling, anak-anak belajar mendengar, berimajinasi, dan banyak lagi,” ujar Poppie Ardjani.
Sementara itu, ada juga daycare yang menggunakan metode pembelajaran dengan pendekatan Reggio Emilia dan Early Years Learning Framework (EYLF) asal Australia yang diterapkan Play Sanctuary.
Penggabungan pendidikan Reggio Emilia dan EYLF dari Australia, membuat program pembelajaran yang selaras dengan perkembangan motorik, kognitif, dan sosial anak seperti disampaikan co-founder dan kepala sekolah Play Sanctuary, Icha Hapsari.