Liputan6.com, Jakarta Peradangan pada amandel atau radang amandel kerap memicu gejala yang membuat tak nyaman.
Menurut dokter spesialis telinga hidung tenggorokan – bedah kepala leher di RS EMC Alam Sutera, Eko Teguh, gejala radang amandel meliputi:
- Sakit tenggorokan
- Amandel dan kelenjar getah bening di leher bengkak
- Sensasi sakit ketika menelan
- Demam
- Pusing
- Suara serak
- Nafsu makan menurun
- Produksi air liur berlebih.
“Sakit tenggorokan yang Anda rasakan bisa jadi merupakan gejala radang amandel. Amandel bisa meradang saat tubuh melawan infeksi, karena organ ini berperan menyaring kuman yang masuk,” jelas Eko mengutip laman EMC, Selasa (12/8/2025).
Radang amandel adalah kondisi ketika amandel mengalami peradangan, yang biasanya ditandai dengan rasa tidak nyaman atau nyeri saat menelan. Meski umumnya terjadi pada anak usia lima hingga lima belas tahun, penyakit ini juga bisa dialami orang dewasa.
Anak-anak lebih rentan mengalami radang amandel karena fungsi amandel pada usia ini masih aktif sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh yang membantu menangkal infeksi.
Seiring bertambahnya usia, sistem imun seseorang akan semakin matang, dan ukuran amandel pun cenderung mengecil karena perannya tidak lagi dominan.
Radang tengorok terdengar penyakit sederhana, namun jangan sepelekan pengobatannya
3 Jenis Radang Amandel
Eko mengatakan, radang amandel terbagi menjadi tiga tipe, tergantung pada durasi dan gejalanya, sebagai berikut:
Tonsilitis Akut
Tonsilitis akut adalah jenis radang amandel yang berlangsung kurang dari sepuluh hari. Umumnya, kondisi ini dialami oleh anak-anak di atas usia dua tahun.
Gejalanya meliputi demam, tubuh terasa lemas, dehidrasi, nyeri saat menelan, serta munculnya bercak putih pada permukaan amandel.
Tonsilitis Kronis
Saat radang amandel tak kunjung reda setelah sepuluh hari, kondisi tersebut dapat termasuk dalam tonsilitis kronis.
Gejala yang muncul bisa berupa bau mulut, kesulitan membuka mulut, terbentuknya batu amandel, pembengkakan kelenjar getah bening, nyeri di area leher atau rahang, serta radang tenggorokan yang menetap.
Tonsilitis Berulang
Tonsilitis berulang terjadi ketika seseorang mengalami radang amandel berkali-kali dalam jangka waktu tertentu.
Biasanya, kondisi ini ditandai dengan radang amandel sebanyak lima sampai tujuh kali dalam setahun, lima kali dalam dua tahun berturut-turut, atau tiga kali dalam tiga tahun berturut-turut.
Apa Penyebab Radang Amandel?
Radang amandel umumnya dipicu oleh infeksi yang disebabkan oleh virus atau bakteri. Virus penyebab radang amandel antara lain:
- Rhinovirus, penyebab flu biasa.
- Influenza virus, penyebab flu.
- Enterovirus, penyebab penyakit tangan, kaki, dan mulut.
- Adenovirus, penyebab diare dan infeksi saluran napas.
- Rubella virus, penyebab campak Jerman.
Selain karena infeksi, radang amandel juga bisa dipicu oleh faktor lain, yaitu:
- Bakteri yang membentuk Biofilm
- Biofilm, lapisan mikroorganisme yang menempel di lipatan amandel, sering kali muncul akibat resistensi antibiotik.
- Faktor genetik, anak-anak dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah akibat faktor keturunan juga lebih rentan mengalami tonsilitis berulang.
Bagaimana Penanganan Radang Amandel?
Radang amandel biasanya ditangani dengan obat-obatan. Jika penyebabnya bakteri, dokter akan meresepkan antibiotik. Obat ini harus dihabiskan meski gejala sudah membaik, agar gejala tidak kambuh.
Di samping pengobatan medis, beberapa langkah sederhana berikut dapat membantu meringankan gejala radang amandel:
- Minum air putih dalam jumlah cukup untuk menjaga kelembapan tenggorokan.
- Pilih makanan yang lunak untuk mengurangi rasa nyeri saat menelan.
- Gunakan humidifier untuk menjaga kelembapan udara.
- Jauhi asap rokok dan polusi yang bisa mengiritasi tenggorokan.
- Konsultasi ke Dokter untuk mendapatkan terapi lanjutan.
“Jika gejala tidak kunjung membaik atau radang amandel terus kambuh berulang kali, dokter akan merekomendasikan tindakan operasi sebagai solusi jangka panjang,” pungkasnya.