Liputan6.com, Jakarta - Stroke adalah kondisi serius yang terjadi di otak ketika aliran darah terhenti, baik akibat penyumbatan pembuluh darah maupun pecahnya pembuluh darah. Akibatnya, jaringan otak kekurangan oksigen dan nutrisi, sehingga sel-sel otak mulai mati dalam hitungan menit.
Di beberapa negara, stroke menjadi penyebab kematian tertinggi. Menurut data dari CDC, stroke dapat menyebabkan kerusakan otak permanen, kecacatan jangka panjang, bahkan kematian.
Untuk mencegah risiko stroke, mengikuti pola makan sehat sangat penting. Ahli Jantung Intervansional dan Direktur Program Jantung Struktural di MemorialCare Saddleback Medical Center, Laguna Hills, CA, Dr. Cheng-Han Chen menjelaskan bahwa pola makan sehat dapat menurunkan berbagai faktor penyebab stroke, seperti tekanan darah tinggi, kolesterol, dan kadar gula darah.
Sementara itu, Kristine Dilley, ahli gizi di The Ohio State University Wexner Medical Center, merekomendasikan dua jenis diet yang terbukti menurunkan risiko stroke, yaitu diet DASH dan diet Mediterania.
"Selain manfaat nutrisinya, kedua diet ini memiliki kepadatan kalori yang lebih rendah sehingga membantu penurunan berat badan. Penurunan berat badan yang relatif kecil pun sudah bisa signifikan menurunkan risiko stroke," ujar Dilley.
Diet DASH Itu seperti Apa?
Diet DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension) dikembangkan khusus untuk membantu menurunkan tekanan darah tanpa menggunakan obat-obatan. Panduan lengkap, termasuk rencana makan, resep, dan strategi ahli, bisa ditemukan dalam buku The DASH Diet Mediterranean Solution karya Marla Heller, M.S., R.D.
Diet ini menekankan konsumsi:
- Ikan dan unggas
- Biji-bijian utuh
- Sayuran dan buah-buahan kaya serat
- Susu rendah lemak atau tanpa lemak
- Kacang-kacangan, minyak sayur, dan biji-bijian
Sementara itu, beberapa makanan yang harus dibatasi adalah minuman manis, permen, dan lemak jenuh seperti daging berlemak, produk susu penuh lemak, serta minyak tropis.
Diet DASH sangat baik untuk penderita hipertensi karena membatasi asupan natrium maksimal 2.300 miligram per hari, dengan rekomendasi ideal sekitar 1.500 miligram. Batas ini sejalan dengan anjuran dari American Heart Association.
Diet Mediterania, Diet Teratas yang Direkomendasikan Ahli Kesehatan
Diet Mediterania masuk dalam daftar diet terbaik versi US News & World Report. Berbagai penelitian menunjukkan diet ini efektif untuk menurunkan berat badan secara berkelanjutan, meningkatkan kesehatan jantung dan fungsi otak, serta mencegah penyakit kronis seperti diabetes dan kanker.
Diet ini terinspirasi dari pola makan orang-orang di wilayah Mediterania, seperti Yunani, Italia, dan Spanyol, yang dikenal hidup lebih lama dan sehat dibandingkan banyak negara lain.
Berbeda dari diet lainnya, Diet Mediterania tidak fokus pada pembatasan ketat, melainkan pada konsumsi makanan utuh secara seimbang dan cukup.
Makanan yang dianjurkan untuk diperbanyak:
- Buah dan sayur berwarna-warni
- Ikan atau seafood (minimal 2 kali seminggu)
- Minyak zaitun
- Kacang-kacangan dan biji-bijian
- Polong-polongan
- Biji-bijian utuh seperti beras merah, quinoa, dan oat
- Rempah segar
Makanan yang dikonsumsi secukupnya:
- Unggas
- Telur
- Produk susu seperti susu, keju, dan yogurt
- Anggur merah (maksimal 1 gelas per hari untuk wanita, 2 gelas untuk pria, jika memilih untuk minum)
Makanan yang perlu dibatasi:
- Biji-bijian dan minyak olahan
- Daging merah dan daging olahan
- Makanan kemasan
- Makanan tinggi gula tambahan, seperti kue dan permen
Dengan pola makan ini, Diet Mediterania membantu menjaga kesehatan secara menyeluruh tanpa harus merasa terbebani aturan ketat.
Makanan Terbaik untuk Menurunkan Risiko Stroke
1. Sayuran Berdaun Hijau
Menurut ahli gizi dan ahli diet terdaftar yang berbasis di San Fransisco, California, Sonya Angelone, RDN, sayuran berdaun hijau seperti bayam, kangkung, dan arugula merupakan pilihan utama untuk menurunkan risiko stroke.
“Sayuran berdaun hijau dapat menurunkan risiko stroke karena kandungan nitratnya yang tinggi,” ujar Angelone.
“Tubuh mengubah nitrat menjadi oksida nitrat, yang dapat membantu meredakan tekanan di arteri, meningkatkan aliran darah yang sehat, dan menurunkan tekanan darah,” lanjutnya.
Anglone juga menyebut bahwa kandungan vitamin, mineral, dan serat dalam sayuran hijau berkaitan dengan risiko stroke yang lebih rendah.
2. Buah Citrus
Dilley menyebut, buah-buahan citrus seperti jeruk dan jeruk bali mengandung vitamin C, folat, dan kalium, yang bersifat antioksidan dan anti-inflamasi. Buah-buahan ini juga mengandung serat larut, yang dapat membantu menurunkan kolestrol, salah satu faktor risiko stroke.
3. Kacang Kenari
Kacang kenari disebut sebagai makanan yang ramah sistem kardiovaskular. Sebuah studi dalam jurnal Circulation pada tahun 2021 menunjukkan bahwa mengonsumsi sekitar setengah cangkir kacang kenari selama dua tahun dapat menurunkan kadar kolestrol LDL (kolestrol jahat) yang merupakan faktor risiko stroke jika dalam kandungan yang tinggi.
4. Yogurt
Angelone menyebut, yogurt yang rendah gula merupakan bagian dari diet DASH baik untuk pencegahan stroke.
“Yogurt menawarkan kalsium, kalium, dan probiotik, yang berkontribusi pada penurunan tekanan darah dan keseimbangan lipid yang lebih baik, terutama ketika menggantikan camilan olahraga atau manis,” kata Scott Keatley, RD, salah satu pemilik Keatley Medical Nutrition Therapy
5. Oats
Keatley menyebut, biji-bijian utuh seperti oat kaya akan magnesium, vitamin B, dan antioksidan untuk melindungi kesehatan pembuluh darah.
“Oat juga mengandung serat yang membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil,” ujarnya
Menurut Angelone, biji-bijian utuh juga dapat membantu meredakan peradangan tubuh, yang selanjutnya bisa menurunkan risiko stroke.
6. Ikan Berlemak
Keatley mengatakan, ikan berlemak seperti salmon, sarden, dan makerel yang kaya akan EPA dan DHA.
“Ikan-ikan ini mengurangi peradangan, menstabilkan irama jantung, memperbaiki profil lipid, dan membuat trombosit kurang lengket, sehingga mengurangi risiko pembekuan dara,” jelasnya.
Angelone menyebut, ikan berlemak dapat membantu menurunkan tekanan darah dan kolestrol yang merupakan faktor risiko utama stroke.
Dilley juga turut menjelaskan bahwa ikan berlemak yang merupakan sumber protein rendah lemak, dapat membantu mengelola berat badan.
7. Makanan Kaya Serat Larut
Serat larut menyerap air dan membentuk gel di salurah pencernaan, sehingga memperlambat pencernaan. Makanan kaya serat larut dapat menrunkan kolestrol LDL dan membantu mengontrol lonjakan gula darah yang dapat merusak pembuluh darah.
Contoh makanan yang mengandung serat larut adalah apel, aprikot, buah tin, pir, wortel, brokoli, dan kentang manis.
8. Protein Nabati
Sebuah penelitian dalam The American Journal of Clinical Nutrition pada tahun 2024 menemukan bahwa, dengan mengonsumsi banyak protein nabati, risiko beberapa penyakit menjadi lebih rendah.
Seperti risiko penyakit kardiovaskular yang 19 persen lebih rendah dan risiko penyakit jantung koroner 27 persen lebih rendah dibandingkan protein hewani.
“Kacang-kacangan seperti kacang hitam dan kacang merah merupakan sumber nutrisi yang sangat baik karena menyediakan serat larut dan protein nabati yang sehat saat makan,” kata Dilley.