Liputan6.com, Jakarta Perhiasan emas telah lama menjadi simbol kemewahan dan keindahan, namun tahukah Anda bahwa salah pilih kadar emas bisa bikin iritasi kulit? Banyak individu mengalami reaksi alergi atau iritasi setelah memakai perhiasan emas, yang seringkali menimbulkan kebingungan karena emas murni dikenal sebagai logam yang hipoalergenik.
Fenomena ini bukan disebabkan oleh emas murni itu sendiri, melainkan oleh logam campuran yang digunakan dalam paduan emas untuk meningkatkan kekuatan dan daya tahannya. Reaksi kulit seperti kemerahan, gatal, atau bengkak dapat muncul sebagai respons terhadap logam-logam tambahan tersebut, terutama nikel, yang merupakan alergen umum.
Oleh karena itu, memahami komposisi dan kadar emas sangat penting, khususnya bagi mereka yang memiliki kulit sensitif atau berencana memakai perhiasan setiap hari. Artikel ini akan mengupas tuntas mengapa kadar emas yang salah dapat memicu masalah kulit, ancaman kesehatan yang mungkin timbul, serta standar emas sehat dan jenis perhiasan lain yang aman untuk pemakaian harian.
Apakah Salah Pilih Kadar Emas Bisa Bikin Iritasi?
Salah memilih kadar emas memang dapat menyebabkan iritasi kulit, dan hal ini sering kali mengejutkan banyak orang. Iritasi ini umumnya bukan disebabkan oleh emas murni itu sendiri, melainkan oleh logam campuran (alloy) yang digunakan untuk meningkatkan kekuatan dan daya tahan emas.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam Contact Dermatitis menemukan bahwa meskipun tes patch terhadap emas sering menunjukkan reaksi positif, relevansi klinisnya jarang terjadi. Studi tersebut menyimpulkan bahwa reaksi alergi terhadap emas murni sangat jarang dan biasanya terjadi pada individu yang memiliki sensitivitas terhadap logam lain yang digunakan dalam pembuatan perhiasan.
Emas murni, atau 24K, secara ilmiah dikenal sebagai hipoalergenik dan aman untuk sebagian besar jenis kulit, memberikan daya tarik intrinsik tanpa reaksi merugikan. Namun, meskipun emas 24K murni umumnya tidak reaktif, sebagian besar perhiasan dibuat dengan paduan emas yang dicampur dengan logam seperti nikel, tembaga, atau seng.
Penambahan logam-logam inilah yang dapat memicu alergi pada individu yang sensitif. Salah satu penyebab paling umum dari alergi logam adalah nikel, yang sering dicampur dengan emas untuk membuatnya lebih keras dan tahan lama, terutama pada emas putih dan emas karat rendah. Bahkan sejumlah kecil nikel dapat memicu reaksi alergi.
Selain nikel, tembaga dan kobalt juga dapat menyebabkan reaksi alergi. Tembaga sering digunakan dalam paduan emas mawar (rose gold) dan emas karat rendah. Penting untuk diketahui bahwa emas dengan karat rendah, seperti 10K atau 14K, memiliki persentase logam campuran yang lebih tinggi.
Hal ini membuat perhiasan dengan karat rendah lebih mungkin memicu reaksi alergi dibandingkan emas karat tinggi seperti 18K atau 24K, yang memiliki konsentrasi emas murni lebih tinggi.
Ancaman Kesehatan Jika Sering Memakai Perhiasan Emas
Ancaman kesehatan utama dari pemakaian perhiasan emas yang tidak tepat adalah reaksi alergi kulit, meskipun ada juga risiko lain yang lebih jarang terjadi. Mengutip dari Mayo Clinic, Senin (11/8) emas murni (24K) jarang menyebabkan reaksi alergi karena kandungan logam lain yang rendah. Namun, perhiasan emas sering kali terbuat dari paduan yang mengandung logam seperti nikel, tembaga, atau perak, yang dapat memicu alergi kontak. Reaksi alergi ini ditandai dengan gatal, kemerahan, dan pembengkakan pada area yang bersentuhan langsung dengan perhiasan.
Paparan berulang terhadap alergen dapat memperburuk reaksi alergi, menyebabkan kerusakan kulit seperti perubahan warna dan jaringan parut. Dalam kasus yang parah, kulit bahkan bisa rentan terhadap infeksi bakteri atau jamur sekunder, yang memerlukan penanganan medis lebih lanjut.
Selain alergi, iritasi juga bisa disebabkan oleh dermatitis kontak iritan. Ini dapat dipicu oleh gesekan, partikel permukaan, kotoran pada logam, atau sabun dan air yang terperangkap di bawah perhiasan. Meskipun risiko toksisitas dari emas dalam perhiasan umumnya rendah, beberapa sumber mencatat potensi risiko jangka panjang dari logam tertentu yang kadang ditemukan dalam perhiasan murah, seperti timbal dan kadmium.
Paparan kronis terhadap logam-logam ini dapat menyebabkan masalah kesehatan serius, termasuk kerusakan neurologis atau masalah pernapasan. Namun, risiko ini lebih relevan untuk perhiasan berkualitas rendah atau imitasi, dan risiko toksik yang terkait dengan emas dalam perhiasan secara umum dianggap rendah.
Standar Emas Sehat untuk Dipakai Harian
Untuk pemakaian harian, terutama bagi kulit sensitif, standar emas yang sehat adalah yang memiliki kadar kemurnian tinggi. Karat (K) adalah ukuran kemurnian emas, di mana 24K adalah emas murni (99,9% emas), sementara karat yang lebih rendah berarti ada lebih banyak logam campuran. Memahami sistem karat ini sangat krusial dalam memilih perhiasan yang tepat untuk kulit Anda.
Emas 24K adalah pilihan paling hipoalergenik karena tidak mengandung logam campuran sama sekali. Namun, emas 24K sangat lunak dan tidak praktis untuk perhiasan yang dipakai sehari-hari karena mudah bengkok atau rusak. Oleh karena itu, perhiasan seringkali dibuat dengan paduan emas untuk meningkatkan daya tahannya.
Pilihan yang sangat baik untuk kulit sensitif adalah emas 18K, yang mengandung 75% emas murni dan 25% logam campuran. Kandungan emasnya yang tinggi dan logam campurannya yang lebih sedikit mengurangi risiko alergi, menawarkan keseimbangan antara kemurnian, daya tahan, dan sifat hipoalergenik.
Sementara itu, emas 14K mengandung sekitar 58,3% emas murni. Meskipun lebih tahan lama dan terjangkau, 14K memiliki kandungan alloy yang lebih tinggi, sehingga penting untuk memastikan alloy yang digunakan bebas nikel.
Bagi banyak orang, 14K atau 18K adalah pilihan terbaik untuk pemakaian sehari-hari karena kombinasi daya tahan, keindahan, dan harga yang ideal. Penting juga untuk diperhatikan bahwa emas putih sering mengandung nikel untuk mencapai warna keperakan; jika Anda alergi nikel...