Liputan6.com, Jakarta Geliat dokter cilik kembali digaungkan lewat ajang Usaha Kesehatan Sekolah alias UKS Final Champions 2025. Ajang ini diinisiasi Kementerian Pendidikan Dasar Menengah dan didukung berbagai pihak yang ingin melakukan rejuvenasi (peremajaan) UKS.
Pembina UKS Final Champions, dr. Alif Noeriyanto Rahman, Sp. OT mengatakan, ajang ini berawal dari keprihatinan jika dalam 5 tahun terakhir, UKS tidak berjalan optimal.
“Hanya sekitar 30 persen dari UKS dan program dokter kecil di Indonesia itu aktif,” ujar dia kepada Health Liputan6.com dalam Persiapan Finalis UKS Final Champions di Pusdiklat Kemendikbud, Depok, Senin (11/8/2025).
“Sehingga, ada kekhawatiran di kalangan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dan teman-teman kolaborator yaitu Artikular Klinik, EMTEK, United Tractors, Semen Indonesia, dan Biofarma untuk bagaimana kita bisa mengaktifkan UKS ini,” lanjut dia.
Dia menambahkan, kerja sama antar pihak pun dilakukan selama tiga tahun sehingga yang mengikuti ajang ini ke depannya tidak hanya anak sekolah dasar (SD) tapi juga sekolah menengah pertama (SMP), dan sekolah menengah atas (SMA).
Berangkat dari keprihatinan akan tantangan yang dihadapi dokter dan tenaga kesehatan di Indonesia, acara ini hadir dengan harapan dapat memupuk potensi-potensi muda sejak usia dini.
“Kita prihatin, karena kan banyak masalah di dunia kesehatan Indonesia ya khususnya di kedokteran. Solusinya jelas, pembangunan karakter dan character building itu kan tidak sesederhana itu, enggak semudah itu, character building itu kan dibangun dari ketika masih kecil,” jelasnya.
Lantas, mengapa menghidupkan kembali geliat UKS menjadi hal penting?
“UKS ini adalah salah satu yang paling tua di Indonesia, dia itu berdiri sejak 1956 dan ini original dari Indonesia, kalau Pramuka kan enggak, dari luar. UKS itu murni dari Indonesia, Indonesia banget lah, itu pertama.”
Kedua, UKS ada di semua desa. Hampir setiap SD memiliki UKS, tapi hanya 30 persen yang aktif. “Sebab itulah kita yang bukan bagian dari pemerintahan membantu pemerintah untuk membuat UKS jauh lebih aktif,” ucapnya.
Presiden Republik Indonesia, Bapak Prabowo Subianto keluarkan kebijakan menetapkan tunjangan sebesar Rp30 juta per bulan bagi dokter spesialis, termasuk dokter spesialis anak, yang bertugas di daerah tertinggal. Bagaimana tanggapan dokter?