Jakarta (ANTARA) - Di tengah pesatnya perkembangan teknologi, game online seperti Roblox, Free Fire, dan Mobile Legends, dan game online lainya, menjadi hiburan favorit bagi anak-anak. Popularitas game-game ini terus meningkat seiring dengan kemudahan akses melalui berbagai perangkat digital.
Meski terlihat menyenangkan, kecanduan terhadap game tersebut menyimpan berbagai dampak negatif. Hal ini terutama dirasakan oleh anak usia dini yang masih berada dalam masa tumbuh kembang, di mana paparan berlebihan terhadap permainan digital dapat mempengaruhi aspek fisik, mental, dan sosial mereka.
7 dampak buruk kecanduan game online bagi anak usia dini
1. Menurunnya motivasi belajar
Anak-anak yang terlalu sering bermain game cenderung kehilangan minat terhadap aktivitas belajar. Mereka menjadi lebih malas mengerjakan tugas sekolah dan enggan mengikuti pelajaran dengan baik.
2. Munculnya perilaku agresif
Intensitas bermain game yang tinggi dapat memicu perilaku agresif, seperti mudah marah, membantah orang tua atau guru, serta terlibat dalam konflik dengan teman sebaya. Kondisi ini bisa diperparah jika tidak ada kontrol dari orang dewasa.
Baca juga: Game mobile multiplayer terpopuler 2025 yang seri dimainkan bereng
3. Meniru bahasa kasar
Game online yang bersifat kompetitif sering mengandung kata-kata kasar atau ejekan. Anak-anak yang terbiasa mendengar hal ini bisa meniru gaya bicara yang kurang sopan, bahkan menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.
4. Gangguan kesehatan fisik
Duduk terlalu lama di depan layar dapat menyebabkan berbagai gangguan fisik, seperti sakit kepala, mata lelah, serta postur tubuh yang buruk. Kurangnya waktu tidur juga menjadi masalah serius akibat bermain game hingga larut malam.
5. Berkurangnya interaksi sosial
Kecanduan game membuat anak lebih asyik dengan dunia virtual dan mengabaikan interaksi sosial secara langsung. Mereka menjadi kurang peduli terhadap lingkungan sekitar dan kehilangan kemampuan bersosialisasi secara alami.
6. Ketidakstabilan emosi
Anak yang kecanduan game cenderung lebih emosional dan sulit mengendalikan perasaan. Mereka mudah tersinggung, merasa gelisah saat tidak bermain, serta sulit fokus pada aktivitas lain.
7. Hambatan perkembangan sosial dan empati
Kurangnya interaksi dengan teman sebaya dan terlalu sering berinteraksi dengan dunia maya dapat menghambat perkembangan empati dan kemampuan kerja sama anak. Mereka menjadi lebih individualistis dan kurang peka terhadap orang lain.
Baca juga: Menbud setuju gim Roblox dilarang untuk anak
Imbauan bagi orang tua dan pendidik
• Batasi durasi bermain game harian anak.
• Dampingi anak saat bermain dan arahkan pada game edukatif.
• Perbanyak aktivitas fisik dan sosial di luar rumah.
• Bangun komunikasi terbuka untuk mengetahui isi hati anak.
• Libatkan sekolah jika ditemukan perubahan perilaku atau prestasi.
Kecanduan game online pada anak bukan sekadar soal hiburan, melainkan persoalan yang berkaitan erat dengan tumbuh kembang dan masa depan mereka. Dukungan dan pengawasan dari orang tua serta lingkungan sekitar sangat penting untuk membantu anak menggunakan teknologi secara sehat dan bijak.
Baca juga: Psikolog rekomendasikan aturan bagi anak yang gemar bermain gim online
Baca juga: PBESI sampaikan perlunya orang tua dampingi anak bermain Roblox
Pewarta: M. Hilal Eka Saputra Harahap
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.